Kalau kita melihat dalam pemilihan umum khususnya untuk pemilihan presiden kali ini sangat amat berbeda dibanding tahun-tahun sebelum nya, di karena kan hanya dua kandidat yang mencalonkan diri sebagai presiden dan wakil presiden, yang masing-masing dari partai berbeda, mereka ialah Prabowo Subianto dari partai Gerindra dan Hatta Rajasa dari partai Amanah Indonesia yang juga bernomor urut 1, dan kemudian di nomor urut 2 dipegang oleh Jokowidodo dari PDIP dan pasangan nya Jusuf kalla yang sekarang bukan anggota partai. Kemudian kalau kita melihat begitu banyak media yang di dominasi oleh masing-masing kubu, entah itu pasangan no urut 1 ataupun nomor urut 2.
Kita sebagai masyarakat tahu mana media yang berkualitas dan mana media yang hanya ingin memperjuangkan elite politik saja. Kemudian setelah semua berjalan dengan baik dan mulus pemilihan presiden yang sudah dilakukan, bedasarkan quick count pasangan no urut 2 memenangkan pilpres tersebut dengan perolehan kurang lebih 52% sedangkan pasangan no urut 1 perolehan suara kurang lebih 48%. Dari hasil yang sudah dilakukan oleh beberapa lembaga survey yang apik di Indonesia, ada yang bertentangan dengan hasil quick count tersebut yang mendeskripsikan bahwa Prabowo Hatta yang memenangkan hasil pemilihan presiden tahun 2014. Dengan adanya pro dan kontra tersebut, tim dari pemenangan Prabowo Hatta masih belum mengakui kekalahannya, oleh karena nya ia menunggu hasil dari KPU, berselang berjalan nya waktu KPU mengumumkan Jokowi Jk menang dalam pemilihan Presiden 2014.
Dengan kemenangan Jokowi Jk, Prabowo Hatta tetap tidak mengakui kekalahan nya, ia melakukan gugatan sengketa pilpres yang menurutnya bahwa dirinya dicurangi oleh berbagai pihak entah itu dari distrik, kota, provinsi dan lain-lain. Akhirnya sampai sekarang pun sengketa pilpres itu masih berlangsung hingga ditetapkan sampai tanggal 21 Agustus nanti. Kalau kita lihat dari berbagai perspektif yang dilakukan dari kubu Prabowo dan juga Jokowi, menurut saya seharusnya yang dilakukan oleh tim pemenangan prabowo, merelakan apa yang sudah seharusnya direlakan, jangan membuat sesuatu diluar batas orang lain. Masyarakat mungkin menilai bahwa figure seorang Jokowi lah yang di idam-idamkan oleh publik.
Coba kita lihat dari latar belakang nya, jokowi berasal dari rakyat, yang dipimpin nya nanti adalah rakyat, dia sama dengan kita bukan dari kalangan atas ataupun mantan seorang kopasus. Jangan pernah melihat orang dari luar dengan ketegasan yang berapi-api mengkampanyekan dari iklan yang sudah dilakukan bertahun-tahun, percuma semua yang dilakukan kalau dari sikap saja sudah kelihatan, oleh karenanya masyarakat sudah dewasa dalam pesta demokrasi yang telah terjadi beberapa bulan lalu.
Mungkin memang pilihan yang tepat akan menjadi perubahan yang tepat, lebih baik untuk Indonesia, maka jalan satu satunya lewat Jokowi dan Jusuf kalla. Tidak aka nada habisi nya memperdebatkan pemilu 2014, intinya sekarang adalah kita lihat apa yang akan dilakukan di pemerintahan nya Jokowi-Jk, sebelum anda mengkritisi terlebih dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H