Mohon tunggu...
Daniel Nugraha
Daniel Nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - Civil Journalism

Saya Daniel, lahir pada 27 oktober 1997 dan besar di kota Surabaya, Jawa Timur. Bergabung di kompasiana dengan harapan bisa mengasah skill copywriting saya sekaligus berbagi ilmu, saya adalah penggemar berbagai karya seni dan disiplin ilmu pengetahuan karena saya ingin mengetahui lebih dalam akan dunia tempat saya hidup. Saya percaya hidup adalah sebuah pengalaman berpetualang bukan hanya menjalani hidup dalam sebuah sistem bermasyarakat namun sekaligus kesempatan bereksplorasi. Hobi saya antara lain membaca buku dan artikel, mendengarkan musik, menonton film. Semoga apa yang saya tulis bisa menjadi inspirasi dan membuka perspektif baru bagi para pembaca. Terima Kasih

Selanjutnya

Tutup

Financial

Risk dan Money Management dalam Saham

1 Maret 2021   14:20 Diperbarui: 3 Maret 2021   09:14 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menyiasati kesempatan yang langka tersebut, maka kita harus pintar dalam mengalokasikan uang ketika membeli. Alasan disebut kesempatan langka karena hal tersebut hanya terjadi 1 dalam rentang waktu 10 tahun. Berikut beberapa cara/tips yang bisa dilakukan:

  • Lihat dulu saham-saham berkapitalisasi besar
  • Alasannya adalah karena saham berkapitalisasi besar (bluechip) ketika kondisi normal susah untuk turun dalam jumlah besar dan bila dilihat dalam jangka waktu 5 tahun, maka saham-saham berkapitalisasi besar (bluechip) cenderung naik seiring dengan pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan.
  • Untuk itu kita bisa mengalokasikan sekitar 80% uang yang dimiliki ke dalam saham- saham berkapitalisasi besar (bluechip). Contoh saham-saham bluechip diantaranya BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, ASII, UNVR, ICBP, INDF, GGRM, HMSP, KLBF, TLKM.
  • Untuk sisanya sebesar 20% kita bisa belanjakan saham-saham second liner.
  • Hitung dulu nilai wajar dari sebuah saham
  • Alasannya agar kita dapat mengetahui potensi keuntungan dari saham yang dibeli. Nilai wajar bisa didapat dengan mengalikan antara rata-rata PBV selama beberapa tahun umumnya 3 hinggga 5 tahun dengan current book value per share.
  • Contoh ilustrasi:
  • Harga saham saat ini 90 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 11%. 
  • Harga saham saat ini 80 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 25%.
  • Harga saham saat ini 70 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 43%.
  • Harga saham saat ini 60 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 67%.
  • Harga saham saat ini 50 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 100%.
  • Harga saham saat ini 40 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 150%.
  • Harga saham saat ini 30 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 233%.
  • Harga saham saat ini 20 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 400%.
  • Harga saham saat ini 10 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 900%.
  • Harga saham saat ini 1 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 9900%.
  • Pastikan uang yang diinvestasikan bukan uang dapur (uang kebutuhan sehari-hari)
  • Alasannya kita harga baru mulai naik tetapi kita membutuhkan uang untuk membayar tagihan, hutang, dsb maka kita kehilangan potensi untuk mendapatkan profit yang lebih besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun