Untuk menyiasati kesempatan yang langka tersebut, maka kita harus pintar dalam mengalokasikan uang ketika membeli. Alasan disebut kesempatan langka karena hal tersebut hanya terjadi 1 dalam rentang waktu 10 tahun. Berikut beberapa cara/tips yang bisa dilakukan:
- Lihat dulu saham-saham berkapitalisasi besar
- Alasannya adalah karena saham berkapitalisasi besar (bluechip) ketika kondisi normal susah untuk turun dalam jumlah besar dan bila dilihat dalam jangka waktu 5 tahun, maka saham-saham berkapitalisasi besar (bluechip) cenderung naik seiring dengan pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan.
- Untuk itu kita bisa mengalokasikan sekitar 80% uang yang dimiliki ke dalam saham- saham berkapitalisasi besar (bluechip). Contoh saham-saham bluechip diantaranya BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, ASII, UNVR, ICBP, INDF, GGRM, HMSP, KLBF, TLKM.
- Untuk sisanya sebesar 20% kita bisa belanjakan saham-saham second liner.
- Hitung dulu nilai wajar dari sebuah saham
- Alasannya agar kita dapat mengetahui potensi keuntungan dari saham yang dibeli. Nilai wajar bisa didapat dengan mengalikan antara rata-rata PBV selama beberapa tahun umumnya 3 hinggga 5 tahun dengan current book value per share.
- Contoh ilustrasi:
- Harga saham saat ini 90 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 11%.Â
- Harga saham saat ini 80 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 25%.
- Harga saham saat ini 70 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 43%.
- Harga saham saat ini 60 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 67%.
- Harga saham saat ini 50 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 100%.
- Harga saham saat ini 40 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 150%.
- Harga saham saat ini 30 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 233%.
- Harga saham saat ini 20 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 400%.
- Harga saham saat ini 10 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 900%.
- Harga saham saat ini 1 dan harga wajar 100, maka persentase keuntungan 9900%.
- Pastikan uang yang diinvestasikan bukan uang dapur (uang kebutuhan sehari-hari)
- Alasannya kita harga baru mulai naik tetapi kita membutuhkan uang untuk membayar tagihan, hutang, dsb maka kita kehilangan potensi untuk mendapatkan profit yang lebih besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H