Mohon tunggu...
Daniel Nugraha
Daniel Nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - Civil Journalism

Saya Daniel, lahir pada 27 oktober 1997 dan besar di kota Surabaya, Jawa Timur. Bergabung di kompasiana dengan harapan bisa mengasah skill copywriting saya sekaligus berbagi ilmu, saya adalah penggemar berbagai karya seni dan disiplin ilmu pengetahuan karena saya ingin mengetahui lebih dalam akan dunia tempat saya hidup. Saya percaya hidup adalah sebuah pengalaman berpetualang bukan hanya menjalani hidup dalam sebuah sistem bermasyarakat namun sekaligus kesempatan bereksplorasi. Hobi saya antara lain membaca buku dan artikel, mendengarkan musik, menonton film. Semoga apa yang saya tulis bisa menjadi inspirasi dan membuka perspektif baru bagi para pembaca. Terima Kasih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Motif Kepengikutan dalam Peradaban Manusia

30 Januari 2021   14:22 Diperbarui: 30 Januari 2021   14:41 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Utility atau aspek kegunaan adalah ketika perubahan perilaku pengikut untuk patuh dimotivasi oleh keinginan untuk mendapat imbalan/reward selain itu kepengikutan juga bisa menjadi alasan untuk menghindari konflik atau hukuman dalam bentuk apapun. Namun kepengikutan yang didasarkan oleh motif utility memerlukan sebuah fungsi kognisi dimana seorang pengikut meninjau reward yang potensial dan konsekuensi jika tidak mengikuti.

Di kehidupan sehari-hari kita menjumpai kepengikutan dengan motif utility/kegunaan di tempat kerja misalnya karyawan patuh pada aturan dan menjalankan tugas dari atasan karena takut dipecat, takut diberi sanksi, takut dihukum, atau takut dimarahi atau bisa juga jadi karena karyawan tersebut juga ingin mendapat kenaikan jabatan atau imbalan gaji.

Kepengikutan semacam ini bisa jadi timbul pada organisasi/perusahaan yang punya struktur organisasi yang hirarkis dan mekanistik. Jika sebuah organisasi memberi banyak peluang insentif finansial maka bentuk kepengikutan yang timbul bersifat utility tetapi jika insentif yang diberikan berupa apresiasi, penghargaan, pujian maka motif kepengikutan mungkin akan lebih bersifat value.

Motif Identitas adalah proses dimana keputusan untuk mengikuti didasarkan oleh kecocokan konsep identitas pengikut itu, jadi ketika orang mau menjadi sebuah pengikut maka dia meninjau sense of belonging atau kesesuaian diri terhadap pemimpin secara personal atau terhadap anggota kelompok secara keseluruhan dan kalau pemimpin mampu memberikan rasa kesesuaian, kenyamanan dan toleransi maka bisa jadi orang dengan motif identifikasi menjadi pengikut yang setia. Hanya saja bagaimana konsep identitas diri seorang pengikut bergantung bagaimana dia mempersepsikan dirinya sendiri dan lingkungan sosial disekitarnya.

Seorang yang memiliki motif identitas sebagai pengikut misalnya adalah anggota partai politik, atau komunitas fans artis atau bisa jadi komunitas hobi tertentu. Seseorang yang menjadi anggota partai atau komunitas tertentu memiliki rasa kesesuaian diri dengan identitas representatif kelompok yang ia ikuti.

Motif ketiga adalah value atau nilai yang artinya kepengikutan seseorang didasarkan oleh perilaku kelompok atau pemimpin yang memiliki nilai sesuai dengan harga diri atau aspek intrinsik pribadi pengikut. Motif nilai dalam kepengikutannya tidak membutuhkan ganjaran eksternal seperti imbalan dalam bentuk apapun tetapi lebih kepada hal yang dapat membangun harga diri & konsistensi diri.

Seorang yang punya motif nilai bisa dibilang kepengikutannya lebih bersifat normatif, orang seperti ini le. Organisasi yang memiliki landasan shared value oleh pengikutnya akan menghasilkan rasa percaya diantara pemimpin dan pengikut, jika seorang pemimpin mampu menciptakan sebuah alasan kepengikutan berlandaskan nilai maka kepengikutan tersebut bisa bersifat jangka panjang.

Mengetahui faktor dan alasan pengikut adalah penting karena dengan begitu kita bisa mendesign gaya kepemimpinan kita untuk menarik pengikut dengan motif yang kita inginkan. Perlu kita ketahui bahwa setiap pengikut yang memiliki motif berbeda akan berperilaku berbeda pula. 

Misalnya apabila setiap seorang karyawan mampu memenuhi target kerja mendapat imbalan bonus/komisi per target kerja maka daya dorong kepatuhan akan dilandaskan oleh finansial saja jika bonus ditiadakan maka mungkin karyawan tersebut tidak patuh/berkurang kualitas performa kerjanya. Berbeda dengan karyawan yang berlandaskan motif nilai, walaupun tidak ada bonus sekalipun kemungkinan pengikut dengan motif ini tetap akan konsisten bekerja dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun