Mohon tunggu...
Daniel Nugraha
Daniel Nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - Civil Journalism

Saya Daniel, lahir pada 27 oktober 1997 dan besar di kota Surabaya, Jawa Timur. Bergabung di kompasiana dengan harapan bisa mengasah skill copywriting saya sekaligus berbagi ilmu, saya adalah penggemar berbagai karya seni dan disiplin ilmu pengetahuan karena saya ingin mengetahui lebih dalam akan dunia tempat saya hidup. Saya percaya hidup adalah sebuah pengalaman berpetualang bukan hanya menjalani hidup dalam sebuah sistem bermasyarakat namun sekaligus kesempatan bereksplorasi. Hobi saya antara lain membaca buku dan artikel, mendengarkan musik, menonton film. Semoga apa yang saya tulis bisa menjadi inspirasi dan membuka perspektif baru bagi para pembaca. Terima Kasih

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Potensi Sumber Daya dan Permasalahan Ekonomi Indonesia Saat Ini

26 Januari 2021   08:58 Diperbarui: 26 Januari 2021   09:14 1510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Korupsi juga menjadi penyebab utama mengapa fenomena NRC dapat terjadi. Bentuknya adalah suap dan gratifikasi, konflik kepentingan, dan aset SDA yang tidak pernah dianggap sebagai kekayaan milik negara.

Adanya praktik KKN merajalela yang turut berperan dalam inefisiensi pengelolahan sumber daya sehingga nilai tambah tidak dirasakan oleh rakyat sekitar selain itu dari segi industrialisasi negara kita belum begitu canggih untuk dapat mengolah bahan baku SDA secara keseluruhan. Maka perlu ada pengawasan dan pembenahan kompetensi dan budaya kerja yang baik demi menjamin hak dan kesejahteraan bersama.

6. Permasalahan Sampah 

kompas.com
kompas.com

Sampah bisa dipresepsikan sebagai sebagai indikator kualitas pengolahan sumber daya sekaligus rasa tanggung jawab kita terhadap lingkungan serta tindakan pribadi. 

Sampah sudah merupakan permasalahan klasik negeri ini bayangkan saja plastik yang awalnya dibuat untuk memudahkan kehidupan manusia, kini sudah menjadi ancaman eksistensial bagi makluk hidup disekitarnya. Indonesia setiap tahun menghasilkan kurang lebih 680.000 ton sampah plastik dan hanya 10% yang berhasil di daur ulang, sebagian besar sampah belum terkoleksi dengan baik sehingga terlantarkan di lingkungan dan menjadi polusi.

Berdasarkan studi mengenai pengelolaan sampah di Pulau Jawa Sustainable Waste Indonesia (SWI) dan Indonesian Plastics Recyclers (IPR), diketahui bahwa proses daur ulang masih belum maksimal dan merata.

Hasil studi menunjukkan bahwa saat ini, baru sekitar 11,83% sampah plastik di area perkotaan Pulau Jawa yang berhasil dikumpulkan dan didaur ulang. Sisanya sebanyak 88,17% masih diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau bahkan berserakan di lingkungan.

Dari 11,83% sampah plastik yang dikumpulkan, 9,78% berasal dari pemulung, 1,78% dari TPS3R/TPST dan hanya 0,26% berasal dari Bank Sampah. Sebagian alasan kendala mendaur ulang sampah di Indonesia adalah biaya daur ulang yang tinggi dikarenakan sebelum proses daur ulang harus terdapat prosedur pembersihan terlebih dahulu yang memakan waktu dan biaya. Polusi plastik kemudian menyebabkan polusi udara, air yang berujung pada kualitas kesehatan manusia dan biota maritim yang menuru dan tersumbatnya saluran air yang bisa menimbulkan banjir. 

Permasalahan diuraikan diatas bukan menunjukan ketidakpedulian pemerintah terhadap isu-isu diatas, saya percaya pemerintah sedang dan akan mengatasi permasalahan yang ada namun artikel ini tidak lebih ditujukan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan isu disekeliling kita.

Sumber daya baik manusia atau alam merupakan sebuah berkah jika dapat dikelola dengan baik sekaligus menjadi tanggung jawab kita namun sumber daya yang tidak terkelola juga dapat menjadi persoalan di masa mendatang. 

Pengelolaan SDA dan meningkatkan SDM bukan serta merta tugas dari pemerintah saja namun kita sebagai warga negara yang baik juga mampu turut berkontribusi terhadap perkembangan tanah air tempat kita hidup. Masa depan negeri ini berada di tangan kita bukan hanya di tangan segelintir pihak yang berkuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun