Mohon tunggu...
Daniel Notolegowo
Daniel Notolegowo Mohon Tunggu... -

Young Entrepreneur, Traveller, Photographer

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Salam 3 Jari, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H

27 Juli 2014   22:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:01 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta, 27 Juli 2014 Tak terasa, sudah satu bulan berlalu sejak kita semua umat muslim berpuasa. Cepat sekali memang rasanya, tiba-tiba besok kita sudah berpisah dengan bulan suci Ramadhan dan bersama-sama merayakan hari raya Idul Fitri 1435 H. Bagi saya pribadi (dan mungkin juga orang lain), Ramadhan kali ini memang spesial. Buat saya, baru kali ini kita berpuasa sambil menjalani pesta demokrasi bangsa kita. Satu titik yang akan sangat menentukan masa depan bangsa ini. Mungkin kalau sekadar pemilihan legislatif, saya (dan mungkin orang lain kebanyakan) tidak akan begitu peduli atau repot, tapi kali ini di Bulan Ramadhan kita memilih Presiden baru. Ya, betul betul baru. Di awal bulan Ramadhan ini, saya pribadi masih sibuk mengompori atau sekedar menyentil orang-orang yang berkampanye negatif dan hitam di media sosial. Tentunya dengan membuat artikel tandingan atau komentar. Yah, sebuah kegiatan yang sia-sia sebetulnya, karena setiap pendukung capres pasti sudah punya kemantapan pilihan dan gak bakal terpengaruh dengan berita dari kubu lainnya. Ujung-ujungnya debat kusir. Melelahkan memang pilpres kali ini. Bangsa kita menjadi terpecah dan lebih sedih lagi, saya sebagai umat Islam merasa bahwa umat Islam tidak lagi satu. Salah satu pihak berteriak Allahu Akbar saat mendukung capresnya. Bukannya tidak boleh, tapi kesan yang ditimbulkan adalah seolah-olah mereka sedang berperang melawan kebatilan. Seolah-olah pihak lainnya adalah biang kejahatan yang akan menghancurkan umat Islam. Yah, memang harus kita akui, pihak capres yang satu memang didukung oleh ulama dan partai Islam. Saya sendiri berpendapat bahwa mereka akan menegakkan Islam di Indonesia dengan sebaik baiknya. Hal ini sedikit berbeda dengan pihak capres satu lagi (yang sekarang udah menjadi presiden terpilih) yang membawa kesan "sekuler" dan hanya didukung oleh satu partai Islam yang itupun mendukung pluralisme. Begitulan kesan pertama yang diusung masing-masing pihak. Di momen penghujung Ramadhan ini, saya  pribadi kembali mengingatkan kepada umat Islam Indonesia bahwa besok kita merayakan Idul Fitri. Semua orang saling bersilaturahmi dan bermaaf-maafan. Tolong, jangan jadikan silaturahim dan maaf-maafan besok sebagai budaya semata, tapi mari kita jadikan momen suci besok sebagai satu titik persatuan kembali bangsa Indonesia yang dua bulan ini terpecah. Persatuan dari umat Islam Indonesia yang selama dua bulan ini terpecah dan saling menaruh rasa curiga. Persatuan dari umat Islam Indonesia yang selama dua bulan ini secara tidak langsung "mengkafirkan" dan menyalahkan saudaranya karena mendukung pluralisme. Ingat, bahwa pilpres kemarin ditujukan untuk melanjutkan pembangunan bangsa Indonesia. Ingat juga bahwa kedua kubu ingin Indonesia lebih baik dan lebih maju, baik dari segi sosial, agama, ekonomi, dan martabat bangsa. Kalau yang satu pihak sedikit lebih longgar dalam hal agama, maka adalah tugas saudaranya di pihak yang lain untuk mengingatkan. Presiden terpilih kita tidak akan memimpin negara ini seorang diri loh, masih ada Wapres yang sebetulnya juga sedang menjabat sebagai ketua dewan masjid nasional. Masih ada ratusan anggota DPR yang sebetulnya masih dikuasai oleh pihak capres yang ditetapkan kalah oleh KPU kemarin. Saya yakin, bahwa kepedulian umat Islam Indonesia pada akhirnya akan membawa negara ini menjadi lebih maju dengan tetap dekat kepada Allah SWT. Mari kita dukung persatuan Indonesia, khususnya persatuan umat Islam Indonesia. Akhir kata, mengutip pesan presiden terpilih kita, "Salam 3 Jari. Salam Persatuan Indonesia." dan "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H, Mohon maaf lahir dan bathin".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun