Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sepatu "Ngelotok" dan Kopi Klotok: Sebuah Cerita Liburan Nataru Berbekal Tiket Kereta Seratusan Ribu

15 Januari 2025   15:50 Diperbarui: 15 Januari 2025   18:05 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Secangkir kopi klotok (dokumen pribadi)

Sore itu, aku bersemangat untuk jogging di alun-alun kota. Tiba-tiba aku merasakan ada yang aneh di bawah kakiku. Aku menengok ke bawah sambil mengangkat kaki kananku. Wah, sol sepatuku ngelotok!

Kamis, 12 Desember 2024. Hari yang ditunggu oleh banyak orang untuk berbelanja dan mendapatkan potongan harga. Aku memegang telepon seluler dan mataku  terpaku pada halaman Access by KAI.

Liburan panjang sudah di depan mata, dan aku mencoba keberuntungan untuk mendapatkan tiket kereta. Dari jam 12 siang, aku mencari tiket jurusan Jakarta Semarang dengan harga miring.

Aku terus menyegarkan halaman, berharap ada keajaiban. Beberapa kali aku hampir menyerah, rasanya seperti perburuan yang sia-sia.

Kesabaranku akhirnya membuahkan hasil. Setelah 50 menit berjuang, aku mendapatkan tiket Argo Muria dengan harga 149 ribu saja. Tiket kereta eksekutif ini normalnya seharga 410-520 ribu.

Suasana di dalam kereta commuter (dokumen pribadi)
Suasana di dalam kereta commuter (dokumen pribadi)

Senin, 30 Desember 2024. Liburan Nataru dengan kereta dimulai. Jam 5 pagi aku telah ada di Stasiun Daru, Tangerang. Tak lama, kereta commuter dari Rangkasbitung tiba. Hari masih begitu pagi, tetapi penumpang kereta sudah banyak. Tak ada tempat duduk yang tersisa.

Saat tiba di Parung Panjang, kereta berhenti lama. Tak seperti biasanya. Melalui pelantang suara, petugas mengumumkan agar para penumpang bisa pindah ke kereta yang di jalur lainnya. Aku pun segera pindah kereta.

Aku tiba di Tanah Abang lebih lama dari waktu tempuh seharusnya. Aku segera keluar stasiun dan memesan ojek online menuju Stasiun Gambir.

Jam 6.40 aku tiba di Gambir dan buru-buru check in. Setelah 2 kali naik eskalator menuju peron di bagian atas, aku segera masuk ke kereta Argo Muria.

Kereta meninggalkan Stasiun Gambir (dokumen pribadi)
Kereta meninggalkan Stasiun Gambir (dokumen pribadi)

Tepat jam 7 pagi, Argo Muriaku meninggalkan Stasiun Gambir. Aku duduk di kursi dekat jendela, tempat yang selalu aku idamkan setiap kali naik kereta. Dari sini, pemandangan dunia luar tampak begitu mempesona, seperti lukisan hidup yang berubah setiap detiknya.

Pemandangan perkotaan Jakarta berganti dengan pemukiman warga dan lanskap sawah yang hijau. Tak kalah menariknya, aku bisa melihat laut pesisir utara. Hingga akhirnya Argo Muria tiba di Stasiun Tawang jam 12 siang.

Pemandangan Laut Jawa dari dalam kereta (dokumen pribadi)
Pemandangan Laut Jawa dari dalam kereta (dokumen pribadi)
Dari Stasiun Tawang, aku naik bus TransSemarang menuju Terminal Terboyo. Dari terminal aku melanjutkan perjalanan dengan bus antarkota menuju Pati, kampung halamanku.

Hujan turun hampir setiap hari pada bulan Desember dan Januari. Aku lebih banyak menikmati waktu di dalam rumah. Atau sesekali ngobrol dengan para tetangga di warung Bu Lik di depan rumah.

Sore itu, cuaca cukup cerah. Waktu yang tepat untuk keluar rumah, jogging sambil menikmati suasana kota Pati.

Kupakai sepatuku, lalu beranjak meninggalkan rumah. Kurang dari 10 menit, aku telah tiba di alun-alun kota. Tempat ini sering dipakai oleh warga untuk berolahraga, setiap pagi dan sore.

Wah, sol sepatuku ngelotok (dokumen pribadi)
Wah, sol sepatuku ngelotok (dokumen pribadi)

Aku bersemangat mengelilingi alun-alun. Baru satu putaran, tiba-tiba aku merasakan ada yang aneh di bawah kakiku. Aku menengok ke bawah sambil mengangkat kaki kananku. Wah, sol sepatuku ngelotok!

Aku menghela napas panjang. Rencana untuk menyelesaikan jogging hari itu sepertinya terganggu.

Dengan sepatu yang rusak, aku berjalan pulang sambil tetap menikmati suasana sore. Kebetulan ada dua kedai kopi yang baru buka. Saat mudik lebaran sebelumnya, kedua tempat ini belum ada. Menariknya, kedua tempat ngopi ini menggunakan nama kopi klotok.

Kopi klotok dan tempe mendoan (dokumen pribadi)
Kopi klotok dan tempe mendoan (dokumen pribadi)

Aku segera menuju salah satu kedai. Kupesan secangkir kopi klotok dan sepiring tempe mendoan.

Kopi klotok memiliki keunikan dalam proses penyajiannya. Bubuk kopinya direbus dalam sebuah panci hingga mendidih, lalu disajikan ke dalam cangkir atau gelas.

Di kedai ini, secangkir kopi klotok seharga 7 ribu saja. Sedangkan sepiring tempe mendoan seharga 10 ribu. Cukup terjangkau harganya!

Tempatnya juga luas, ada puluhan bangku panjang dan meja yang bisa menampung banyak pengunjung. Tak ketinggalan, ada colokan listrik di setiap meja. Ditambah akses wifi gratis, menjadikan pengunjung betah berada di tempat ini.


Kurang lebih satu pekan liburan, aku harus meninggalkan kampung halaman. Aku kembali membuka laman Access by KAI. Beruntung, ada 1 tiket KA Airlangga tersisa seharga 104 ribu saja.

Rabu, 8 Januari 2025. Jam 3 sore, KA Airlangga dari Surabaya tiba di Stasiun Poncol Semarang. Aku segera naik dan mengisi tempat duduk dekat jendela.

Stasiun Poncol Semarang (dokumen pribadi)
Stasiun Poncol Semarang (dokumen pribadi)

Kereta ekonomi ini kemudian bergerak meninggalkan Stasiun Poncol. Langgam Gambang Semarang yang semakin sayup terdengar menjadi pengiring berakhirnya liburan Nataru.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun