Dari sinilah istilah Belanda Depok muncul. Mereka bukan orang Belanda, tetapi pribumi yang lulus dari Europesche Lagere School dan bisa berbahasa Belanda.
Menelusuri Heritage Depok
Usai menjelaskan secara detail tentang sejarah Depok, Pak Boy Loen memandu kami menelusuri beberapa bangunan heritage Depok.Â
Cornelis Koffie merupakan bangunan peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1930-an. Bangunan ini menjadi rumah tinggal R. Moh Singer, salah satu negosiator yang mewakili Kementerian Dalam Negeri ketika mengurus pelepasan hak tanah partikulir Depok dengan Gemeente Bestuur Depok tahun 1952.Â
Dari Cornelis Koffie, kami berjalan menuju monumen peringatan 200 tahun meninggalnya Cornelis Chastelein. Monumen ini diresmikan pada tanggal 28 Juni 1914. Tanggal 28 Juni kemudian dirayakan dirayakan oleh Kaoem Depok seabagai Cor8 Chastelein dag (Hari Cornelis Chastelein) dan disebut juga sebagai Depoksche Dag (Hari Depok).
Monumen ini berada di halaman Rumah Sakit Harapan Depok, yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi dan kondisinya rusak. Dulunya, rumah sakit ini adalah Gemeente huis (kantor Gemeente bestuur) yang dihadirkan oleh Cornelis Chastelein pada tahun 1705 dan kemudian disahkan secara hukum menjadi Gemeente Bestuur Depok pada tahun 1913.
Organisasi ini dipimpin oleh G. Jonathans sebagai presiden dan M. F. Joinathans sebagai sekretaris. Dari sinilah dikenal istilah Presiden Depok.Â
Dari rumah sakit, Pak Boy mengajak kami menyeberang jalan menuju rumah J. M. Jonathans yang adalah Presiden ke-5 (terakhir) Gemeente bestuur Depok dan juga Ketua pertama Lembaga Cornelis Chastelein yang sekarang menjadi YLCC (Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein).Â
Di rumah ini, Pak Boy mengajak kami masuk ke ruang kerja yang berada di bagian kanan depan. Di dalam ruangan ini ada sofa, meja, dan peralatan lain yang kondisinya cukup terawat.Â