Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

MRT Jakarta Fase 2 dan Kenangan akan Kisah si Jamin dan si Johan

13 Agustus 2024   15:21 Diperbarui: 20 Agustus 2024   21:22 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proyek MRT di Taman Monas (dokumen pribadi)

"Saat proses penggalian, diketahui rel trem itu ada di 27 sentimeter di bawah permukaan aspal pelapis jalan. Bentang yang ditemukan sepanjang 1,4 km tepatnya di proyek contract package atau paket kontrak (CP) 202 Fase 2A MRT Jakarta yang akan membangun jalur MRT dari Harmoni ke Mangga Besar. Sebelum ini, tim MRT Jakarta juga menemukan adanya rel trem di proyek CP 203 dari Glodok ke Kota."

Perkembangan infrastruktur sering kali menjadi elemen penting dalam sebuah karya novel. Infrastruktur yang berkembang dapat memberikan latar belakang yang kuat. Misalnya jalan, rel kereta, jembatan, atau gedung, dapat mencerminkan kemajuan teknologi dan kondisi sosial.

Perkembangan infrastruktur dapat membantu menggambarkan era tertentu dengan lebih akurat. Selain itu,  juga dapat mempengaruhi alur cerita dan karakter dalam karya novel.

Ada salah satu novel lawas yang hingga saat ini masih saya ingat ceritanya. Saya membacanya sekitar akhir tahun 80-an, dari hasil meminjam buku perpustakaan SD.

Novel tersebut berjudul Si Jamin dan Si Johan, ditulis oleh Merari Siregar dan diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1921. Novel ini merupakan saduran dari karya sastrawan Belanda Justus van Maurik (1918).

Setidaknya ada dua hal membuat saya suka dengan Si Jamin dan Si Johan. Pertama, adalah ceritanya yang menarik dan menguras air mata tentang kakak-beradik Jamin dan Johan.

Kedua, adalah keadaan kota Batavia (Jakarta) yang menjadi setting cerita. Dalam novel itu, ada trem yang melintas di jalanan kota. Bahkan, tokoh Jamin diceritakan tertabrak trem dan akhirnya meninggal dunia.

Keberadaan trem itulah yang membuat saya penasaran saat membaca novel, seperti apa rasanya naik trem di kota tua Jakarta? Sayangnya, moda transportasi ini sudah hilang dari Jakarta.

Penemuan jalur trem kuno di lokasi proyek MRT Fase 2 (sumber gambar: kompas.id)
Penemuan jalur trem kuno di lokasi proyek MRT Fase 2 (sumber gambar: kompas.id)

Di Indonesia, trem pertama kali diperkenalkan pada akhir abad ke-19 di kota Batavia (Jakarta). Pada masa itu, trem ditarik oleh kuda. Trem kuda ini kemudian digantikan oleh trem uap dan akhirnya oleh trem listrik, mengikuti perkembangan teknologi pada masa itu.

Setelah Indonesia merdeka, trem masih ada di Jakarta. Hingga akhirnya pada tahun 1960-an, keberadaan trem sebagai alat transportasi umum digantikan oleh bus. Jalur atau rel yang ada kemudian ditutup dengan aspal.

Berkunjung ke Proyek MRT Jakarta Fase 2

Pada Kamis, 8 Agustus 2024 lalu, saya mendapatkan kesempatan untuk melihat perkembangan pembangunan mass rapid transit (MRT) Jakarta Fase 2. Acara ini merupakan kolaborasi antara Koteka (Komunitas Traveler Kompasiana) dan WKJ (Wisata Kreatif Jakarta). Sebagai pemandu, ada Mbak Palupi dari Koteka dan Mbak Ira Latief dari WKJ.

Saya begitu antusias saat mendaftar acara ini. Apalagi, jalur MRT Fase 2 ini melintasi kota tua Jakarta. Setidaknya, ini bisa mengobati rasa penasaran saya terhadap trem yang pernah saya baca di novel Si Jamin dan Si Johan. Walaupun, trem tentu saja berbeda dengan MRT.

Saya dan peserta tur lainnya berkumpul jam 2 siang di Lenggang Jakarta (Taman Jajan Monas). Dari tempat ini, kami berjalan kaki menuju Galeri MRT Jakarta yang lokasinya ada di Taman Monas.

Para peserta tur MRT Jakarta Fase 2 (sumber gambar: Agustinus Wibowo)
Para peserta tur MRT Jakarta Fase 2 (sumber gambar: Agustinus Wibowo)


Di Galeri MRT Jakarta, ada maket kawasan Monas dengan Stasiun MRT Monas di sisi barat, dekat dengan Jalan Medan Merdeka Barat. Selain itu juga ada artefak atau benda-benda bernilai historis yang ditemukan selama proses pembangunan MRT.

Pihak MRT Jakarta memberikan informasi singkat terkait perkembangan MRT Jakarta Fase 2. Proyek ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu Fase 2A dan 2B.

Fase 2A sepanjang 5,8 KM dari Bundaran HI ke Kota. Ada 7 stasiun pemberhentian, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Kota. Fase 2A ini dibagi menjadi 3 paket kontrak atau contact package. Yaitu, CP 201 (Stasiun Thamrin - Stasiun Monas), CP 202 (Stasiun Harmoni - Stasiun Sawah Besar - Stasiun Mangga Besar), dan CP 203 (Stasiun Glodok - Stasiun Kota).

Sedangkan Fase 2B sepanjang 5.2 KM dari Kota ke Ancol dengan stasiun pemberhentian di Mangga Dua, Gunung Sahari, dan Ancol.

Proyek MRT di Taman Monas (dokumen pribadi)
Proyek MRT di Taman Monas (dokumen pribadi)

Kami kemudian dibagikan alat pelindung diri (APD), yaitu helm, rompi, dan sepatu. Setelah mengenakan APD, kami berjalan kaki menuju area proyek. Titik yang kami kunjungi adalah Stasiun Monas yang dibangun di bawah Taman Monas dengan kedalaman 18 meter.

Stasiun Monas nantinya memiliki 2 pintu masuk saja, karena alasan keamanan. Wajar saja, stasiun ini berada di ring 1 istana sehingga faktor keamanan sangat diperhatikan.

Kami menuju ke salah satu pintu masuk dan berjalan menuruni anak tangga. Tak lama, kami tiba di level pertama yaitu concourse level. Di level ini nantinya akan ada gate untuk tap in/out dan area merchant.

Stasiun MRT Monas (dokumen pribadi)
Stasiun MRT Monas (dokumen pribadi)

Dari level ini, kami turun lagi ke level berikutnya yaitu platform level atau peron, untuk penumpang naik dan turun MRT. Dari peron ada satu tangga lagi ke bawah menuju jalur MRT.

Pada salah satu ujung, terlihat underground tunnel dengan diameter sangat besar. Terowongan beton ini menjadi daya tarik utama bagi peserta tur. Dengan kamera masing-masing, kami berkali-kali menekan tombol shutter untuk mengabadikan momen spesial ini.

Tentunya menjadi pengalaman tak terlupakan bisa  berkunjung ke proyek MRT ini. Saya bisa melihat dari dekat perkembangan pembangunan infrastruktur transportasi modern ini.

Di terowongan Stasiun Monas (dokumen pribadi)
Di terowongan Stasiun Monas (dokumen pribadi)

MRT menjadi solusi transportasi masa depan yang berkelanjutan. Kehadirannya bisa membantu mengatasi berbagai masalah seperti polusi udara dan kemacetan lalu lintas yang dihadapi oleh kota Jakarta.

Infrastruktur dan transportasi modern ini akan menjadi penanda perkembangan zaman. Tak hanya itu, ia bisa menjadi inspirasi untuk karya-karya besar lainnya.

Seperti "Si Jamin dan Si Johan" dengan latar belakang kota Jakarta berikut trem di masa lalu, tak berlebihan jika nantinya akan ada novel, film, atau karya lain yang menjadikan MRT dan stasiun sebagai inspirasi ataupun setting-nya

Berikut IG Reels untuk liputan kunjungannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun