Menangis sering kali dikaitkan dengan perasaan mendalam yang dialami oleh seseorang. Misalnya menangis karena perasaan sedih, bahagia, frustasi, atau bahkan kelegaan.
Namun, bisakah seseorang menangis tetapi tidak sedang mengalami salah satu perasaan tersebut? Tentu saja bisa. Kita bisa menyebutnya tangisan palsu.
Tangisan palsu tidak selamanya berkonotasi negatif. Bahkan, menangis seperti ini bisa memberikan keuntungan.
Baru-baru ini ada sebuah peristiwa unik yang terjadi di Tegal, Jawa Tengah. Ratusan ibu-ibu menangis bersama-sama karena sedang ikut lomba menangis. Lomba yang cukup unik ini digelar di Taman Wisata Purbawahana, Kabupaten Tegal, pada hari Sabtu (20/7/2024).
Dikutip dari kompas.com, peserta harus benar-benar keluar air matanya secara natural untuk bisa masuk babak penyisihan hingga final. Selain itu, peserta tidak diperkenankan mengusap-usap air mata yang keluar dan tidak boleh berhenti menangis, hingga lomba dinyatakan selesai.
Wah, unik juga ya lombanya! Mungkin ini bisa jadi inspirasi bagi panitia lomba Agustusan bulan depan.
Mengapa Orang Bisa Menangis
Menangis adalah respons emosional yang kompleks. Tangisan memiliki fungsi penting dalam proses emosional manusia, salah satunya adalah sebagai mekanisme untuk melepaskan ketegangan dan stres.
Salah satu teori psikologis yang menjelaskan mengapa orang menangis adalah "attachment theory" atau teori keterikatan yang dicetuskan oleh John Bowlby.
Menurut teori ini, manusia memiliki kebutuhan dasar untuk merasa terhubung dengan orang lain. Ketika seseorang merasa terpisah atau kehilangan hubungan emosional yang penting, tangisan dapat muncul sebagai respons alami.Â