Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tangisan Palsu Ternyata Bisa Memberikan Manfaat

24 Juli 2024   19:55 Diperbarui: 2 Agustus 2024   02:21 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu-ibu yang sedang mengikuti lomba menangis di Tegal, Jawa Tengah (sumber gambar: kompas.com)

Tangisan juga dapat berfungsi sebagai sinyal bagi orang lain bahwa kita membutuhkan bantuan atau dukungan, sehingga memperkuat ikatan sosial dan emosional.

Selain itu, secara fisiologis, menangis dapat membantu mengurangi kadar hormon stres dalam tubuh, seperti kortisol. Ketika seseorang menangis, tubuh melepaskan endorfin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Hormon ini dapat memberikan efek menenangkan dan mengurangi rasa sakit emosional.

Dengan demikian, menangis bukan hanya ekspresi emosional, melainkan juga mekanisme untuk membantu menjaga keseimbangan psikologis dan fisik seseorang.

Dalam konteks budaya, cara dan alasan seseorang menangis dapat bervariasi. Beberapa budaya mungkin melihat tangisan sebagai tanda kelemahan, sementara yang lain mungkin menganggapnya sebagai ekspresi yang wajar dan sehat dari perasaan seseorang.

Dengan memahami konteks psikologis dan budaya di balik tangisan, hal ini dapat membantu kita lebih mengerti diri sendiri dan orang lain.

Menangis Sejati Vs Palsu

Meskipun menangis merupakan ekspresi emosional yang sangat pribadi, ada beberapa tanda yang dapat menunjukkan bahwa seseorang mungkin berpura-pura menangis.

Pertama, perhatikan apakah ada air mata nyata. Menangis sejati biasanya disertai dengan air mata yang mengalir deras dari mata. Jika seseorang menangis tetapi tidak ada air mata atau hanya sedikit sekali, bisa jadi itu adalah tangisan palsu. 

Selain itu, suara tangisan yang terdengar terlalu dilebih-lebihkan atau tidak konsisten dengan ekspresi wajah juga bisa menjadi tanda.

Kedua, perhatikan gerakan tubuh dan bahasa tubuh secara keseluruhan. Menangis yang tulus sering kali disertai dengan gerakan tubuh yang tidak terkendali, seperti tubuh yang gemetar. Jika seseorang tampak terlalu terkendali atau gerakannya cenderung teratur dan tidak alami, ini bisa menjadi indikasi bahwa tangisannya tidak tulus.

Selain itu, lihat apakah ada jeda atau transisi yang tiba-tiba dari keadaan biasa ke menangis. Tangisan yang tiba-tiba tanpa pemicu yang jelas bisa mencurigakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun