Satu dekade lalu, sekitar tahun 2012-2015, menjadi masa-masa bahagia bagi saya untuk melakukan backpacking. Saya bisa berkunjung ke beberapa tempat wisata di tanah air berkat tiket pesawat murah.
Beberapa maskapai penerbangan memberikan promo tiket murah untuk periode tertentu. Tentu saja jumlah tiket murah yang disediakan terbatas. Perlu kesabaran ekstra untuk mendapatkannya.
Saya harus berebut dengan calon penumpang lain untuk booking tiket. Tak hanya itu, banyaknya peminat yang mencoba melakukan booking dalam waktu bersamaan membuat website maskapai menjadi lambat saat diakses.
Namun, kesabaran itu berbuah manis. Tiket pergi-pulang (PP) seharga seratusan ribu rupiah akhirnya saya peroleh. Destinasi wisata tanah air pun bisa saya datangi, seperti Bromo, Belitung, Toba, Toraja, Bukittinggi, Lombok, dan lainnya.
Perjalanan tersebut kemudian saya ceritakan di beberapa tulisan di Kompasiana. Tulisan-tulisan tentang wisata domestik tersebut membuat saya diundang untuk tampil di salah satu sesi Kompasianival 2013.
Sayangnya, saat ini tiket pesawat tak semurah dulu lagi. Mahalnya biaya avtur sebagai dampak dari konflik geopolitik menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Padahal, masih banyak destinasi wisata tanah air lainnya yang belum saya datangi, terutama di wilayah Indonesia timur. Entah kapan saya bisa menjejakkan kaki ke sana.
Tiket Pesawat Domestik Murah Mendorong Perkembangan Pariwisata
Hubungan antara tiket pesawat murah dan perkembangan pariwisata sangat erat dan saling mempengaruhi. Harga tiket pesawat domestik yang terjangkau memungkinkan lebih banyak orang untuk melakukan perjalanan ke berbagai destinasi.
Dengan semakin banyaknya wisatawan yang datang, industri pariwisata di daerah tersebut akan berkembang. Pada gilirannya, ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui peningkatan pendapatan mulai dari sektor perhotelan hingga kuliner.
Berkat tiket pesawat domestik yang murah, saya juga bisa mencicipi kuliner lokal. Seperti kopi Manggar dan mie Atep di Belitung, atau kerupuk mie di Bukittinggi.
Tiket Murah dan Keselamatan Penerbangan
Beberapa waktu lalu sempat ada rumor yang menghubungkan tiket pesawat murah dengan keselamatan penerbangan. Beberapa orang cenderung khawatir bahwa harga tiket yang lebih murah mungkin berdampak pada standar keselamatan yang diadopsi oleh maskapai penerbangan.
Padahal, kita perlu memahami bahwa keselamatan penerbangan diatur oleh badan pengawas nasional dan internasional yang ketat. Ada standar keselamatan universal yang harus dipatuhi oleh semua maskapai penerbangan, tanpa memandang harga tiket.
Maskapai penerbangan yang menawarkan tiket murah biasanya mengadopsi model bisnis yang berbeda. Misalnya, maskapai penerbangan bertarif rendah (low-cost carrier).
Maskapai tersebut dapat menekan biaya operasional dengan cara-cara seperti mengurangi fasilitas tambahan, menawarkan layanan ala carte, dan mengoptimalkan penggunaan pesawat dengan jadwal penerbangan yang padat. Namun, ini tidak berarti mereka mengurangi anggaran untuk perawatan pesawat atau pelatihan kru.
Apabila terjadi pelanggaran terhadap standar keselamatan, maka dapat mengakibatkan sanksi berat, termasuk pencabutan izin operasional. Ini akan berdampak jauh lebih besar daripada penghematan biaya.
Keselamatan penerbangan adalah prioritas utama bagi semua maskapai, baik yang menawarkan tiket murah maupun yang lebih mahal. Semua pesawat menjalani pemeriksaan rutin dan pemeliharaan yang ketat. Pilot dan awak kabin juga harus memenuhi persyaratan pelatihan dan sertifikasi yang ditetapkan oleh badan pengawas.
Oleh karena itu, meskipun harga tiket dapat berbeda, standar keselamatan yang diterapkan tetap sama. Bagi penumpang, memilih tiket pesawat murah tidak perlu diikuti dengan kekhawatiran berlebih mengenai keselamatan selama perjalanan.
Air Asia dengan Harga Tiket Terjangkau
Bicara mengenai harga tiket pesawat yang terjangkau, maka nama Air Asia tak bisa diabaikan. Air Asia adalah salah satu maskapai penerbangan yang telah merevolusi industri penerbangan di Asia Tenggara dengan menawarkan tiket pesawat murah.
Salah satu strategi utama Air Asia dalam menyediakan tiket murah adalah dengan menerapkan model bisnis penerbangan berbiaya rendah (low-cost carrier). Model ini mengutamakan efisiensi operasional, seperti penggunaan satu jenis pesawat untuk mengurangi biaya perawatan dan pelatihan, serta memaksimalkan penggunaan pesawat dengan jadwal penerbangan yang padat.
Selain itu, Air Asia juga menawarkan layanan tambahan seperti bagasi, makanan, dan pilihan kursi dengan biaya tambahan. Sehingga, penumpang hanya membayar untuk layanan yang mereka butuhkan.
Kesuksesan Air Asia memberikan dampak positif bagi industri pariwisata di wilayah Asia Tenggara. Selain itu, juga membuka peluang bagi lebih banyak orang untuk menikmati perjalanan udara dengan harga yang terjangkau.
Model bisnis low-cost carrier ini juga dilakukan oleh maskapai Indonesia yaitu Lion Air, meskipun belum sesukses Air Asia. Lion Air memanfaatkan pesawat dengan kapasitas besar dan frekuensi penerbangan yang tinggi untuk menekan biaya operasional
Namun, harga tiket yang murah bukan berarti tanpa tantangan. Lion Air sering kali harus menghadapi kritik terkait ketepatan waktu penerbangan dan kualitas layanan pelanggan.
