Sayangnya, mayoritas parpol jarang melakukan prinsip-prinsip meritokrasi. Kader yang dipilih kerap kali berdasarkan kekayaan dan kelahiran (hubungan keluarga), bukan berdasarkan kompetensi atau kecakapannya.
Tak mengherankan, kader partai yang ada masih belum memenuhi kualitas yang diharapkan. Maka, parpol pun melirik tokoh di luar partai untuk diusung dalam pilpres dan pilkada.
Terlepas dari siapa yang diusung, baik kader partai maupun tokoh di luar partai, prinsip meritokrasi seharusnya tetap diterapkan. Dengan demikian, tokoh yang diusung tersebut benar-benar kompeten dan berkualitas.
Prinsip meritokrasi tak cukup diterapkan dalam proses pemilihan pemimpin pemerintahan. Prinsip ini juga perlu digunakan dalam menentukan formasi penyelenggara pemerintahan.
Di tingkat nasional, para menteri dan pejabat penting lainnya dipilih karena kompetensi yang dimiliki. Hal serupa juga berlaku di tingkat daerah, dalam memilih kepala dinas dan pejabat lainnya. Hal ini akan menciptakan tata kelola pemerintahan yang benar oleh orang-orang yang memiliki kecakapan, prestasi, dan kebijaksanaan.
Meritokrasi di Negara Lain
Singapura adalah salah satu contoh paling terkenal dari negara yang menerapkan meritokrasi. Sejak kemerdekaannya pada tahun 1965, Singapura telah fokus pada pengembangan sumber daya manusia sebagai aset utamanya.
Pemerintah Singapura menerapkan kebijakan yang mendorong pendidikan berkualitas tinggi dan memberikan penghargaan berdasarkan kinerja. Sistem ini telah menghasilkan tenaga kerja yang sangat terampil dan berbakat, yang membantu negara ini menjadi salah satu pusat ekonomi terkemuka di dunia.
Korea Selatan juga dikenal dengan sistem meritokrasinya, terutama dalam bidang pendidikan dan teknologi. Pemerintah Korea Selatan telah menginvestasikan banyak sumber daya dalam pendidikan.
Hal ini memungkinkan warganya untuk bersaing di pasar global. Siswa di Korea Selatan sering kali berada di peringkat atas dalam tes internasional, dan negara ini telah menjadi pemimpin dalam industri teknologi, dengan perusahaan-perusahaan seperti Samsung dan LG menjadi pemain utama di pasar global.
Harapan untuk Indonesia