Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Parkir Bus, Strategi Paling Masuk Akal bagi Indonesia di Piala Asia 2023

13 Januari 2024   04:04 Diperbarui: 13 Januari 2024   13:53 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelaran Piala Asia 2023 di Qatar tinggal menghitung hari, sedangkan Indonesia belum juga mendapatkan hasil positif di tiga laga uji coba terakhir. Sempat kalah tipis dari Libya 1-2 setelah sebelumnya kalah 0-4 dari tim yang sama, Indonesia kembali jadi lumbung gol saat menghadapi Iran dengan skor 0-5.

Usai laga kontra Iran, pelatih Shin Tae-yong (STy) sempat membuat statement bahwa dirinya bertekad membuat kejutan saat Piala Asia 2023. Target pun ia tetapkan: 1 kemenangan, 1 seri, dan 1 kekalahan di fase grup.

Vietnam harus dikalahkan, dan setidaknya meraih hasil imbang dengan Irak. Sementara melawan tim raksasa Asia, Jepang, sangat sulit untuk menghindari kekalahan.

Sah-sah saja STy menetapkan target demikian. Target yang dibuat tidak mustahil dicapai, meskipun juga tidak gampang.

STy juga membuat perubahan pada skuad yag akan bermain di Qatar. Saddil Ramdani dicoret, digantikan oleh Adam Alis. Alasannya karena masalah teknis.

Alasan yang banyak dipertanyakan oleh pecinta sepakbola nasional. Banyak yang menilai, kualitas Saddil lebih baik ketimbang Alis. Terlepas dari nama-nama pemain yang dipilih STy untuk tampil di Qatar, kita berharap mereka bisa memberikan hasil optimal.

Balik lagi ke target yang dibuat STy. Target 1 kemenangan, 1 seri, dan 1 kekalahan di fase grup bisa tercapai asalkan pertahanan Indonesia diperkuat. Sebaliknya, lini depan harus bisa memanfaatkan peluang sekecil apa pun untuk mencuri gol melalui skema serangan balik.

Strategi parkir bus alias bertahan total adalah opsi yang paling masuk akal jika ingin melaju ke fase berikutnya. Strategi ini tentunya membuat jalannya pertandingan menjadi berat sebelah dan tak menarik.

Namun, strategi bertahan seperti ini pernah membuat Yunani membuat kejutan di Euro 2004. Negeri para dewa ini tak hanya bisa lolos dari fase grup, tapi malah menjadi kampiun Eropa.

Kondisi Yunani saat itu bisa dibilang mirip Indonesia di Piala Asia 2023. Dari 16 negara yang bertanding, Yunani memiliki peringkat FIFA keempat terburuk. Sebelum gelaran Euro 2004 berlangsung, Yunani memiliki peringkat 35, hanya lebih baik dari Swis (47), Latvia (53), dan Hungaria (74).

Berada di grup A, Yunani bergabung dengan 3 negara yang memiliki rangking FIFA lebih baik. Yaitu tuan rumah Portugal (22), Spanyol (3), dan Rusia (31).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun