Qatar Punya Statistik BagusÂ
Di bawah asuhan pelatih bekebangsaan Spanyol ini, Qatar memiliki statistik yang bagus. Kiprah Felix Sanchez di Qatar dimulai sejak 2006 saat pindah dari pelatih Barcelona (youth) ke Aspire Academy, sebuah akademi olahraga di Doha, Qatar. Akademi ini bertujuan mencetak atlet-atlet berprestasi dari Qatar.
Tahun 2013, Felix Sanchez ditunjuk menjadi pelatih Timnas U-19 Qatar. Sanchez kemudian dipercayai memegang sebagai pelatih timnas U-23 (tahun 2017 sampai 2020) dan timnas senior (2017-sekarang).
Di bawah asuhan Sanchez, timnas Qatar berhasil menunjukkan prestasinya. Timnas yunior berhasil menjadi kampiun pada Kejuaraan AFC U-19 2014 di Myanmar dan peringat ke-3 Kejuaraan AFC U-23 2018 di China. Sedangkan timnas senior berhasil menjadi juara Piala Asia (AFC Cup) 2019 di UEA, juara ke-3 Arab Cup 2021 di Qatar, dan semifinalis Concacaf Gold Cup 2021 di Amerika Serikat (Qatar hadir sebagai tim undangan).
Pada Copa America 2019, Qatar dan Jepang turut ambil bagian sebagai tim undangan. Sayang, kedua wakil Asia ini tidak mampu lolos dari babak penyisihan grup.
Skenario Qatar Lolos dari Fase Grup
Pertandingan pertama menjadi kunci penting jika Qatar ingin lolos dari fase grup. Mengingat, Ekuador adalah tim terlemah jika dibandingkan dengan dua lawan yang lain yaitu Belanda dan Senegal.
Felik Sanchez sering menerapkan strategi serangan balik. Strategi inilah yang mampu membawa Qatar menjadi juara Piala Asia 2019, meski penguasaan bola yang dimiliki Qatar tidak begitu baik (cuma 49%). Penguasaan bola yang minim juga dimiliki oleh Qatar saat tampil di Gold Cup 2021. Meski hanya memiliki 45%, nyatanya Qatar mampu melaju ke semifinal.
Ekuador tentu tidak boleh dianggap enteng. Tim ini tampil di Qatar 2022 sebagai peringat ke-4 babak kualifikasi zona Conmebol di bawah Brazil, Argentina, dan Uruguay. Tim Ekuador yang kerap mengandalkan serangan dari sayap ini berhasil menyisihkan tim-tim kuat seperti Kolombia dan Chile.
Untuk menjaga asa ke babak 16 besar, Qatar perlu memenangkan pertandingan pertama melawan Ekuador. Jika berhasil meraih poin penuh di laga pertama, selanjutnya Qatar bisa mencuri 1 poin saat berjumpa tim kuat Senegal (25 November) dan Belanda (29 November). Ball possession boleh saja minim, namun Qatar akan mengandalkan serangan balik untuk mengejutkan lawan-lawannya.
Bisakah Qatar memberikan kejutan dan melanjutkan tradisi kebanyakan tuan rumah yang lolos ke fase gugur, atau malah mengikuti jejak Afrika Selatan yang terhenti di fase grup Piala Dunia 2010?