Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Nightmare Alley", Film Noir yang Layak Ditonton

20 Januari 2022   01:31 Diperbarui: 29 Maret 2022   12:49 2318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu adegan di film Nightmare Alley| Sumber: Walt Disney Studio/IMDB via Kompas.com

Film Nightmare Alley mulai tayang di bioskop tanah air pada Rabu, 19 Januari 2022. Kebetulan salah satu bioskop di dekat tempat tinggal saya di Cikupa, Tangerang juga menayangkan film ini. Saya penasaran ingin menontonnya di hari pertama kemarin.

Sebelum menonton, saya mencoba mencari informasi tentang film noir (film kelam atau hitam) bergenre thriller psikologis ini. Situs-situs berita nasional seperti Kompas, Republika, Tempo, dan sejenisnya tak mengulas terlalu detail. Ulasannya kurang dalam, bahkan isinya sama antara satu dengan yang lainnya.

Saya kemudian mencoba mencari tahu dari sumber luar negeri. Salah satunya dari situs Searchlight Picture, yang juga rumah produksi dari film Nightmare Alley. Film ini rupanya telah meraih beberapa penghargaan di Amerika Serikat.

Misalnya pemenang AFI Honorees untuk kategori movie of the year, pemenang American Cinematique's Tribute to The Crafts (production designer), pemenang Nevada Film Critics Society Awards (best director, best adapted screenplay, best production design, best cinematography), pemenang Phildelphia Film Critics Circle (best cinematography), serta pemenang Phoenix Film Critics Society (best production design, top ten films).

Selain itu, film ini juga masuk nominasi pada beberapa penghargaan. Salah satunya masuk dalam Academy Awards Shortlist untuk kategori makeup & hairstyling.

Film yang diadaptasi dari novel William Lindsay Gresham pada 1946 ini disutradarai oleh Guillermo del Toro. Ia juga sebagai penulis skenario bersama Kim Morgan. Guillermo del Toro sendiri telah dua kali memenangi Oscar, yakni untuk film The Shape of Water (2017) di kategori best achievement in directing dan best motion picture of the year.

Sinopsis Nightmare Alley

Nightmare Alley bersetting tahun 1940-an setelah usai Perang Dunia I. Film ini menceritakan seorang pria bernama Stanton Carlisle atau Stan (diperankan Bradley Cooper). Ia bekerja di sebuah carnival atau pasar malam milik Clem Hoatley (Willem Dafoe).

Di karnival ini, Stan bertemu dengan pasangan Zeena dan Pete (Toni Collette dan David Strathairn). Zeena adalah seorang peramal, sementara Pete seorang mentalis yang punya kegemaran buruk minum alkohol. 

Stan juga bertemu Molly (Rooney Mara), seorang wanita pemain 'elektra' yang bermain-main dengan listrik di panggung pertunjukan. Keduanya kemudian terlibat dalam hubungan yang lebih spesial.

Stan belajar banyak tentang keterampilan mentalisme dari Pete. Mentalisme ini sejenis permainan sulap dengan membaca pikiran audiens. Di Indonesia, kita mengenal Deddy Corbuzier dan Damian sebagai mentalis yang mahir.

Saat Stan belajar dari Pete inilah penonton akan diperlihatkan bagaimana cara membaca pikiran penonton. Ada serangkaian kata yang diucapkan oleh satu orang, di mana kata-kata tersebut adalah mewakili angka atau makna tertentu. 

Dari petunjuk tersebut, sang mentalis dengan mata tertutup akan menebak apa yang dimaksud. Bisa berupa barang seperti jam tangan, atau lainnya. Stan akhirnya berhasil menguasai keterampilan mentalisme ini.

Pada suatu hari, Pete meninggal dunia akibat minuman keras yang diberikan Stan. Beberapa hari setelah peristiwa ini, datanglah sekelompok polisi untuk menyelidiki. Saat seorang polisi hendak menutup carnival tersebut, Stan berhasil mencegahnya.

Stan menggunakan petunjuk dari kaki dan sepatu sang polisi, kemudian menunjukkan keterampilan mentalisnya untuk mengungkap latar belakang pribadi dari sang polisi tersebut. 

Sang polisi yang terpengaruh akhirnya urung menutup karnival. Molly kagum dengan apa yang dilakukan Stan. Keduanya kemudian memutuskan pergi meninggalkan kelompok carnival, menuju New York.

Karir Stan dan Molly begitu sukses di tempatnya yang baru. Audiens mereka bukan lagi warga biasa yang berkunjung ke karnival di pinggiran kota, melainkan orang-orang penting yang hadir di ruangan yang mewah.

Dalam sebuah pertunjukan, Stan bertemu dengan Dr. Lilith Ritter (Cate Blanchett), seorang psikologis yang cantik namun berwatak tidak baik. Pada pertemuan selanjutnya di kantor Dr. Ritter, sang dokter membuka rahasia pasiennya kepada Stan. Pasien tersebut tak lain adalah pejabat-pejabat penting di New York, salah satunya yaitu Ezra Grindle (Richard Jenkins).

Berbekal dari informasi yang diberikan Dr. Ritter, Stan berusaha mengeksploitasi dosa-dosa masa lalu Ezra. Tujuannya tak lain untuk mendapatkan banyak uang. Ternyata maksud Stan tak berjalan mulus. Bahaya yang mengancam keselamatannya pun menanti.

Kekuatan Film

Sebagai film noir yang berkisah tentang kriminalitas, Nightmare Alley berhasil membawa penonton untuk melihat sifat-sifat yang ada dalam diri manusia. Ada kerja keras untuk meraih sukses, namun juga ada keserakahan dan kelicikan yang menyertainya.

Tokoh utama Stan Carlisle yang pada awalnya digambarkan sebagai seorang pria yang mau belajar dan bekerja keras, namun pada akhirnya terjerat dalam sifat serakah untuk mendapatkan banyak uang. Atau Dr. Ritter yang penuh siasat dan kelicikan, yang rela membocorkan rahasia pasiennya demi untuk menguasai Stan.

Tone gelap atau kelam dari gambar-gambar yang ditampilkan turut memperkuat jalan cerita film berdurasi 2,5 jam ini. Seperti suasana karnival di malam hari di paruh pertama film, atau kota New York yang dingin di musim salju pada paruh yang kedua.

Saya sangat menikmati ambiens karnival dengan kostum-kostum khasnya pada paruh pertama film. Ada trik-trik membaca pikiran yang dimainkan oleh mentalis yang berhasil memukau penonton, dan saya bisa melihat bagaimana rahasia untuk melakukannya.

Paruh kedua film pun tak kalah seru. Watak-watak negatif di balik pakaian mewah berhasil dibawakan para pemainnya dengan akting dan dialog yang apik.

Secara keseluruhan film Nightmare Alley ini cukup menarik. Baik dari segi sinematografi, jalan cerita, dialog, dan kostum pemain. Tak heran jika film ini menang di berbagai penghargaan.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan ialah durasi film yang begitu lama. Mungkin akan lebih baik jika bisa dipersingkat menjadi 2 jam saja. Atau, apakah film bagus saat ini memang punya kecenderungan berdurasi panjang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun