Pikirkan ulang dari mana bahan-bahan makanan tersebut berasal, apakah dihasilkan oleh petani dan peternak di sekitar tempat tinggal kita atau harus diimpor dari negara lain. Pikirkan apa dampaknnya terhadap lingkungan. Ada jejak karbon dari apa yang kita makan.
Kita juga bisa mengurangi konsumsi daging dan menggantinya dengan asupan bahan nabati. Pun, alangkah lebih baik bila kita berbelanja bahan makanan lokal di pasar atau tempat yang terdekat dari rumah kita, serta menghindari membeli bahan makanan yang diproses atau dikemas.
Bila memungkinkan, kita bisa menanam sendiri sayur atau buah-buahan di kebun atau halaman rumah. Atau, kita bisa membuat kompos dari potongan sayuran dan bahan organik lainnya.
Ajaran orang tua yaitu "nasinya habisin, biar ayamnya nggak mati" atau "nasinya habisin, biar nasinya nggak menangis" adalah baik adanya. Makan secukupnya, untuk menghindari adanya sisa.
Sampah makanan, selain mubazir, juga memberi kontribusi bagi pemanasan global. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), andai limbah makanan adalah sebuah negara, ia menjadi penghasil emisi gas rumah kaca tertinggi ketiga setelah Amerika Serikat dan China.
Menjadi pahlawan lingkungan bisa dimulai dari sepiring makanan. Semua bisa melakukannya, termasuk saya dan anda!
--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H