Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Selamat Tinggal, Kamar 309!

23 Mei 2020   22:38 Diperbarui: 23 Mei 2020   22:36 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hilal telah tampak. Sidang Isbat memutuskan bahwa 1 Syawal jatuh pada hari Minggu. Yuda sudah tidak sabar menunggu untuk bisa bertemu dengan keluarganya.

"Salam buat keluarga. Tetap jaga kesehatan, Dik Yuda!"

"Iya, Dok! Hampir satu bulan saya tidak ketemu langsung sama keluarga. Sudah kangen rumah."

Yuda memasukkan map berisi hasil tes ke dalam tas ranselnya. Sementara Dokter Rini segera keluar dari kamar 309.

Lima belas menit lalu kabar gembira itu datang, dan Dokter Rini yang menyampaikannya. Hasil swab test terakhir menyatakan negatif. Yuda sembuh dari Covid-19.

Satu bulan lalu Yuda masuk ke rumah sakit karena terinfeksi Virus Corona. Dan kamar 309 ia tempati selama masa karantina.

Keadaan ini sempat membuat Yuda sangat tertekan. Terlebih, ia dengan terpaksa tidak menjalankan ibadah puasa. Demi menjaga daya tahan tubuh dan segera sembuh dari penyakit yang dideritanya.

Yuda mengambil ponsel dari sakunya. Sebuah pesan ia tulis untuk orang tuanya.

"Pa, hasil tes negatif. Yuda sdh bisa pulang besok. Bilangin jg ke Mama ya. Thks."

Pesan terkirim. Centang satu. Papa belum membacanya. Yuda meletakkan ponselnya ke meja.

Ada perasaan sedih ketika satu bulanl alu Yuda mengambil keputusan tidak berpuasa Ramadan. Meskipun semula ia bersikeras untuk berpuasa, namun dokter tidak menganjurkan hal tersebut. Papa dan Mama juga memberi masukan, agar Yuda tidak berpuasa dulu.

Bippp, biiippp. Yuda mengambil ponselnya. Ada panggilan video masuk.

"Halo, Yuda. Maaf Papa baru baca pesanmu."

Di layar ponsel nampak wajah Papa. Sebuah senyum  gembira terhias di pipi laki-laki berusia 50-an tahun itu.

"Iya, Pa. Tesnya baru saja keluar hasilnya. Negatif."

"O, ya. Ini Mama mau ngomong."

Sekarang wajah Mama yang terlihat. Ia terlihat begitu bahagia. Senyum lebarnya mengembang, dan kedua mtanya terlihat basah.

"Yuda, Mama kangen kamu."

"Iya, Ma. Yuda juga kangen Mama, kangen Papa."

"Kapan boleh pulang?"

"Sebentar lagi, Ma. Ini lagi siap-siap. Sambil nunggu proses administrasi rumah sakit juga. Nanti biar Yuda pesen taksi online aja, Ma. Ngga usah jemput."

"Ya sudah kalo begitu. Hati-hati, ya!"

"Iya, Ma. Yuda mau beres-beres dulu. Daah, Ma, Pa!"

Sebuah pengalaman yang tak akan Yuda lupakan seumur hidup, bahwa ia terkena penyakit yang menyerang seluruh dunia ini. Berada di rumah sakit selama satu bulan tentu tidak mengenakkan. Ia tidak bisa bertemu siapa-siapa, kecuali dokter dan perawat dengan pakaian tertutup yang bergiliran datang tiga kali sehari. Beruntung, mereka cukup ramah dan baik.

Entah mengapa, tetiba ada perasaan sedih menyelinap. Tak lama lagi Yuda harus meninggakan orang-orang yang luar biasa itu. Mereka yang tidak kenal lelah terus berjuang merawat pasien positif Covid-19. Para nakes yang berkorban waktu dan tenaga, bahkan harus menahan rindu dan tidak bertemu keluarga sekian lama. Sebuah dedikasi tak ternilai.

Suster Maya masuk ke ruangan.

"Dik Yuda, proses administrasi sudah selesai. Ini berkas-berkasnya."

"Terima kasih, Suster."

"O, ya, kapan rencana pulang?"

"Sebentar lagi, Suster. Ini baru mau pesan taksi online."

"Salam untuk keluarga."

"Terima kasih, Suster. Salam untuk Dokter Rini dan semua suster yang telah merawat Yuda. Sampaikan terima kasih Yuda buat mereka."

"Baik, nanti saya sampaikan. Maaf, tidak bisa lama-lama di sini. Masih ada tugas yang lain."

Suster Maya meninggalkan ruangan.

Yuda melihat layar ponselnya. Empat menit lagi taksi online tiba. Ia bergegas mengambil ranselnya, kemudian meninggalkan ruangan.

"Selamat tinggal, kamar 309!"

Yuda bergegas menuju lobi rumah sakit. Senja telah tiba dan suara azan terdengar dari kejauhan. Sebuah senyum menghiasi wajah Yuda, karena hari kemenangan telah tiba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun