Hari ini kasus positif Covid-19 di tanah air telah melampaui jumlah 20 ribu. Bahkan, tambahan kasus baru hari ini mencapai rekor tertinggi yakni 973 kasus.
Padahal sejak kasus Covid-19 pertama kali diumumkan awal Maret 2020 lalu, pemerintah baik pusat maupun daerah tak kurang-kurangnya melakukan berbagai upaya untuk mencegah bertambahnya kasus Covid-19 ini. Mulai dari pemberlakuan PSBB di beberapa daerah, pemberhentian kegiatan transportasi umum, hingga larangan mudik lebaran.
Namun semua upaya tersebut seakan sia-sia seperti menjaring angin, jika kita melihat semakin bertambah banyaknya kasus. Grafik harian masih menanjak, belum menunjukkan sedikit pun tanda-tanda mulai melandai meski waktu telah berjalan hampir 3 bulan ini.
Selain kurang tegasnya aparat dalam menegakkan aturan yang ada, faktor kesembronoan masyarakat juga ikut menjadi penyebabnya. Masih lekat di ingatan kita bagaimana warga berduyun-duyun datang ke McD Sarinah hanya demi menunjukkan bahwa mereka ada di hari-hari terakhir restoran waralaba tersebut beroperasi.
Juga bagaimana warga yang beramai-ramai datang ke sebuah mal untuk melampiaskan nafsu belanja yang terkekang selama dua bulan. Atau, para calon penumpang yang berdesakan di salah satu terminal Bandara Soekarno Hatta saat penerbangan domestik kembali dibuka. Miris sekali!
Hari ini kita masuk pada masa akhir Ramadan yang biasanya ditandai dengan tradisi mudik lebaran. Meski sebagian besar masyarakat memilih untuk tidak melakukan tradisi tersebut sementara waktu, namun tetap saja ada mereka yang mencari celah dan tetap memaksa mudik.
Pemerintah tak henti-hentinya meminta kesadaran bagi warga untuk menaati anjuran jangan mudik dulu. Bahkan cuti bersama Hari Raya Idul Fitri pada Mei 2020 telah digeser ke bulan Desember 2020. Penggeseran tersebut dimaksudkan untuk menekan jumlah masyarakat yang akan mudik, karena hari libur yang sebentar. Selain itu, juga supaya penyebaran virus corona (COVID-19) bisa diminimalkan.
Bersilaturahmi dengan keluarga dan teman di kampung halaman saat lebaran masih bisa dilakukan secara online. Pun jika ingin bertemu langsung, masih bisa dilakukan di lain waktu jika kondisi sudah mulai membaik.
Namun jika masih ada warga yang sembrono dengan mencari celah untuk tetap mudik, maka sama saja membuat physical distancing yang dilakukan sebelumnya menjadi sia-sia belaka. Dan nyatanya memang demikian, kasus Corona di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur saat ini semakin naik. Penyebabnya tak lain oleh warga Jabodetabek yang kembali ke daerah asal di masa mudik Lebaran ini.
Menanamkan kesadaran pada diri sendiri, keluarga, sahabat dan teman-teman kita untuk jangan mudik dulu, masih menjadi pekerjaan besar bagi kita. Tanpa adanya kesadaran tersebut, anjuran jangan mudik dulu akan sia-sia bak upaya menjaring angin dan pandemi ini akan semakin lama kita alami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H