Populasi dunia pada tahun 1918 diperkirakan sebanyak 1,8 milyar. Dan bila kita menggunakan data dari Johnson dan Mueller di atas, maka Flu Spanyol telah mengakibatkan 2,7% hingga 5,4% populasi dunia berkurang.
(Bila dibandingkan dengan populasi dunia saat ini sebanya 7,8 milyar, Wabah Covid-19 telah mengakibatkan korban meninggal dunia 117 ribu jiwa atau 0,0015%)
Usia harapan hidup yang turun drastis akibat Flu Spanyol
Usia harapan hidup di dunia tahun 2019 adalah 72,6 tahun. Di negara-negara Eropa yang tingkat kesejahteraan penduduknya lebih baik, usia harapan hidup lebih tinggi yaitu bisa mencapai 83 tahun. Sementara itu, Indonesia 71,7 tahun.
Namun, flu Spanyol pada tahun 1918 sempat membuat grafik usia harapan hidup yang sebelumnya bergerak menanjak, tiba-tiba turun drastis. Angka-angka pada tiap negara bisa kita lihat pada grafik.
Flu Spanyol dan Covid-19 disebabkan oleh virus yang berbeda. Covid-19 disebabkan oleh coronavirus, bukan virus influenza yang menyebabkan Flu Spanyol dan beberapa pandemi lain yang pernah terjadi (Flu Rusia, Flu Hongkong, dan lainnya).Selain itu, flu Spanyol pada tahun 1918 membahayakan bagi bayi dan anak-anak. Sementara Covid-19 paling berbahaya bagi usia lanjut.
Tatanan kemasyarakatan juga jauh berbeda, di mana pada tahun 1918 informasi-infomasi terkait flu Spanyol sengaja tidak dibuka oleh beberapa negara yang tengah berperang di PD I. Sumber daya negara saat itu juga lebih banyak digunakan untuk perang, yang tentunya berpengaruh terhadap tingkat layanan kesehatan bagi masyarakat.
Namun kita bisa menarik pelajaran atas wabah yang terjadi satu abad lalu. Flu Spanyol mengingatkan kita bagaimana besarnya dampak dari sebuah pandemi, bahkan pada negara yang telah berhasil memperbaiki kesehatan masyarakatnya.
Sebuah penyakit baru bisa menyebabkan kerusakan yang besar dan mengakibatkan kematian banyak orang. Dan berangkat dari hal ini, Flu Spanyol bisa menjadi sebuah peringatan dan motivasi bagi kita untuk mempersiapkan dengan baik akan hal-hal (wabah) yang lebih besar.