Sejak diumumkan pertama kali pada 2 Maret 2020 lalu, kasus virus Corona di Indonesia menunjukkan kenaikan. Jumlah kasus virus Corona di Indonesia semakin bertambah dalam hampir 2 pekan ini. Hingga Jumat (13/3) sore, telah terjadi 69 kasus. Dari jumlah tersebut, 4 orang meninggal dunia dan 5 orang dinyatakan sembuh.
Di Tiongkok sebagai epicentrum virus Corona, sebanyak 80.815 kasus terjadi sejak diumumkan pada 31 Desember 2019 hingga Jumat (13/3). Kasus virus Corona di Tiongkok sudah mencapai titik jenuh, artinya peningkatannya sudah tidak signifikan lagi.
Hingga Jumat (13/3), jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia mencapai 143.968, di mana 5.394 orang di antaranya meninggal dunia dan 70.290 dinyatakan sembuh.
Menurut laporan Worldometers, 4 besar kasus virus Corona terjadi di Tiongkok (80.815 kasus), Italia (17.660), Iran (11.364), dan Korea Selatan (7.979). Lebih lanjut, Worldometers membuat perincian  untuk masing-masing negara berikut kurva yang menarik untuk dipelajari.
Ambillah contoh Tiongkok, negara di mana virus Corona pertama kali menjangkit. Dari 80.815 kasus, sebanyak 3.177 meninggal dunia, 64.152 dinyatakan sembuh, dan sisanya masih berstatus aktif. Kurva di bawah ini menunjukkan jumlah (akumulatif) kasus  yang terjadi di Tiongkok.
Melandainya grafik tersebut menunjukkan bahwa Tiongkok mulai bisa mengendalikan virus Corona. Beberapa rumah sakit mulai ditutup, bahkan dokter-dokter dari Tiongkok mulai datang ke Italia untuk membantu penanganan Corona di negeri pizza tersebut.
Contoh berikutnya yaitu Korea Selatan, yang mulai terjangkit Corona pada 20 Januari 2020. Hingga saat ini, jumlah kasus tercatat 7.979 di mana 71 orang meninggal dan 510 orang berhasil sembuh.
Jika dilihat dari grafiknya, garis yang semula landai berubah naik pada tanggal 21 Februari (setelah 4 minggu dari kasus pertama). Hingga saat ini, grafik tersebut masih menunjukkan kenaikan, meskipun sudah mulai agak landai.
Lebih cepat dari Tiongkok dan Korea Selatan, grafik di Iran naik drastis 10 hari kemudian yaitu pada tanggal 29 Februari 2020 dan hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda mulai melandai.
Grafik Corona di Italia mengalami peningkatan drastik pada 28 Februari, atau 4 minggu setelah kasus pertama dikonfirmasi. Dan hingga saat ini grafik masih naik, belum menunjukkan tanda-tanda mulai melandai.
Worldometers sendiri belum merilis grafik Corona di Indonesia. Bisa jadi karena data-datanya masih kecil dan virus Corona 'baru' masuk ke Indonesia 2 minggu lalu, saat Bapak Jokowi mengumumkannya pada 2 Maret 2020.
Namun kita bisa belajar dari grafik Corona yang terjadi di negara lain yang naik setelah 10 hari - 4 minggu sejak pertama kali terkonfirmasi. Tiongkok, Korea Selatan, dan Italia mengalami kenaikan yang signifikan setelah 4 minggu. Sementara Iran lebih cepat, yaitu 10 hari saja.
Di Tiongkok sendiri, kenaikan jumlah kasus Corona secara drastis tersebut terjadi selama 4 minggu. Dan setelah total jangka waktu 8 minggu sejak pertama kali dilaporkan terjadinya kasus Corona, grafiknya melandai kembali hingga hari ini.
Sementara grafik kasus Corona di Korea Selatan, Iran, dan Italia masih menunjukkan trend naik. Apakah grafik naik di tiga negara ini akan terjadi selama 4 minggu (seperti Tiongkok), kita belum tahu.
Hari Jumat (13/3), terjadi kenaikan kasus Corona yang luar biasa di Indonesia. Dari sebelumnya 34 kasus, naik 35 kasus lagi menjadi 69. Melihat kasus di negara lain, besar kemungkinan kenaikan drastis ini akan terus berlanjut hingga beberapa waktu ke depan.
Kita tentu beharap agar kenaikan drastis tersebut (seandainya benar), tidak belangsung dalam waktu lama. Perlu perhatian dan upaya dari pemerintah dan pihak terkait lainnya, agar kenaikan tersebut bisa dihentikan secepatnya hingga grafiknya melandai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H