Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jangankan Seorang Diri, Kekuatan Militer Indonesia dan Negara-negara ASEAN Masih Kalah dari Tiongkok

10 Januari 2020   04:37 Diperbarui: 10 Januari 2020   04:45 2771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari GlobalFirePower.com

Awal tahun 2020 perhatian kita tertuju ke perairan Natuna. Masuknya kapal-kapal nelayan yang dikawal oleh coast guard Tiongkok ke perairan Natuna tersebut membuat pemerintah Indonesia geram.  Tiongkok meng-klaim bahwa wilayah tersebut masih berada dalam teritorianya, menurut nine dash line.

Nine dash line merupakan garis yang digambar pada peta pemerintah Tiongkok. Garis ini memicu konflik regional antara Tiongkok dengan berbagai negara, seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Indonesia.

Pemerintah Indonesia menolak klaim Tiongkok tersebut, karena masing-masing negara telah memiliki wilayah ZEE yang ditetapkan UNCLOS tahun 1982. 

Kekuatan militer nasional sempat dikerahkan ke Natuna, bahkan Presiden Jokowi sampai turun tangan. Untunglah, tensi yang tinggi kini sudah mereda.

Seandainya saja konflik Indonesia-Tiongkok di perairan Natuna makin memanas dan militer dari kedua negara saling berhadapan, siapa yang bakal unggul? Bagaimana sebenarnya kekuatan militer kedua negara ini?

Global Fire Power (GFP) secara rutin mereview kekuatan militer dari negara-negara di dunia. Untuk tahun 2019, lima besar kekuatan militer di dunia ditempati oleh AS, Rusia, Tiongkok, India, dan Perancis. Sedangkan Indonesia berada di ranking 16.

Secara head to head, Tiongkok jauh lebih unggul dibandingkan Indonesia. Berikut perbandingan kekuatan kedua negara tersebut, menurut data GFP yang saya rangkum.

Populasi penduduk dan personel militer

dok. pribadi
dok. pribadi
Dari populasi sebanyak 262.787.403 jiwa, Indonesia memiliki 800.000 personel militer yang terdiri dari 400.000 personel aktif dan 400.000 personel cadangan. 

Sedangkan Tiongkok memiliki populasi penduduk sebanyak 1.384.688.986 jiwa dengan total pasukan sebanyak 2.693.000 personel, terdiri dari 2.183.000 personel aktif dan 510.000 cadangan. 

Kekuatan militer di udara, darat, dan laut

dok. pribadi
dok. pribadi
Tidak hanya kalah jumlah pasukan, Indonesia juga tertinggal dari Tiongkok dalam kendaraan dan peralatan tempur.

Di kekuatan udara, Indonesia memiliki 451 pesawat, 41 di antaranya pesawat tempur, 65 pesawat serang, 200 helikopter. Di darat, Indonesia punya 315 tank, 1.300 kendaraan lapis baja, 497 artileri manual dan otomatis, dan 36 proyektor roket/misil. Sedangkan di laut, Indonesia memiliki asset sebanyak 221.

Sementara itu, Tiongkok memiliki kendaraan tempur sebanyak 3.187 pesawat,  di mana 1.222 merupakan pesawat tempur, 1.564 pesawat serang, 1.004 helikopter, 281 helikopter serang. 

Tiongkok juga memiliki 13.050 tank, 40.000 kendaraan lapis baja, 4.000 artileri otomatis, 6.246 artileri manual, dan 2.050 proyektor roket/misil. Aset tiongkok di laut sebanyak 714, di antaranya ada 1 kapal induk.

Sumber daya minyak dan anggaran pertahanan

dok. pribadi
dok. pribadi
Lebih lanjut, Tiongkok juga memiliki sumber daya minyak dan anggaran pertahanan yang lebih besar dibandingkan dengan Indonesia. Jika Indonesia menganggarkan US$ 6,9 miliar, Tiongkok mengeluarkan anggaran yang mencapai US$ 224 miliar.

Dari data-data GFP di atas, Indonesia tertinggal jauh dari Tiongkok. Namun bagaimana jika kekuatan Indonesia digabung dengan kekuatan negara-negara ASEAN lainnya yang berkepentingan di perairan Natuna, yakni Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei?

Data GFP untuk negara-negara ASEAN tersebut adalah sebagai berikut:

Populasi dan pesonil militer ASEAN* (dok. pribadi)
Populasi dan pesonil militer ASEAN* (dok. pribadi)
Kekuatan militer ASEAN* (dok. pribadi)
Kekuatan militer ASEAN* (dok. pribadi)
Sumber daya minyak dan anggaran pertahanan ASEAN* (dok. pribad)
Sumber daya minyak dan anggaran pertahanan ASEAN* (dok. pribad)
Indonesia memang memiliki populasi yang paling besar di antara negara-negara di atas. Namun dari jumlah personil militer dan kekuatannya, Vietnam lebih unggul. 

Apakah Vietnam sudah mengantisipasi jika terjadi perang, misalnya dengan Tiongkok yang memang letaknya tidak jauh dari Vietnam?

GFP sendiri tidak mengeluarkan data untuk Brunei, mungkin karena kekuatan militernya kecil atau bisa diabaikan.

Setelah mengetahui kekuatan gabungan negara-negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Filipina), kita bandingkan dengan kekuatan Tiongkok. Ternyata, kekuatan Tiongkok masih lebih unggul dibandingkan dengan kekuatan gabungan Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Filipina.

Populasi dan personil militer Tiongkok vs ASEAN* (dok. pribadi)
Populasi dan personil militer Tiongkok vs ASEAN* (dok. pribadi)
Kekuatan militer Tiongkok vs ASEAN* (dok. pribadi)
Kekuatan militer Tiongkok vs ASEAN* (dok. pribadi)
Sumber daya minyak dan anggaran pertahanan Tiongkok vs ASEAN* (dok. pribadi)
Sumber daya minyak dan anggaran pertahanan Tiongkok vs ASEAN* (dok. pribadi)
Namun apapun hasil dari perbandingan kekuatan militer seperti di atas, perang bukanlah jalan terbaik untuk menyelesaikan sebuah konflik. Langkah-langkah damai melalui diplomasi atau perundingan tentu lebih menguntungkan bagi semua pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun