tiada yang bisa melukiskan duka
tak tertakar katakata. hanya air mata
hingga ku coba menggoresnya pada lariklarik pembuncah rasa
matahari di atas kepala saat berita tiba
sepucuk lelayu pada selasa
hingga hiruk-pikuk terhenti, nyaris sunyi serupa bianglala nir warnawarni
sekuntum melati dari bekasi
luruh tibatiba ke pelukan pertiwi
kemana kami kini mencari semerbak lembut penyemarak pagi?
pada duka menjelaga
pada pedih yang tumpah bak air bah
katakata telah ranggas sebelum menggapai ujung bibir
selamat jalan, kekasih kami!
melati dari bekasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H