Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Indonesia Muslim Lifestyle Festival 2019, Optimisme Menuju Pelaku Utama Industri Halal

29 Agustus 2019   05:17 Diperbarui: 29 Agustus 2019   06:15 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Global Islamic Economy Report 2018/2019

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia saat ini. Jumlah penduduk Indonesia sekitar 260 juta jiwa, dan hampir 90% beragama Islam. Kondisi ini menjadi potensi yang baik bagi Indonesia untuk mengembangkan industri berbasis halal. Namun sayangnya, industri halal di dalam negeri saat ini masih kalah jika dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia.

Menurut data Global Islamic Economy Repot 2016-2017 dan 2017-2018, Indonesia menempati ranking 10 dari 15 negara untuk bidang ekonomi syariah. Ranking tersebut masih tidak berubah pada laporan tahun 2018-2019 yang dirilis pada akhir Oktober 2018 lalu.

Global Islamic Economy Report disusun oleh Thomson Reuters yang berkolaborasi dengan DinarStandard dan didukung oleh Dubai Capital of Islamic Economy. Laporan tersebut menampilkan pandangan yang komprehensif terhadap ekonomi Islam berikut potensi di masa mendatang terkait dengan pertumbuhan industri dan investasi.

Global Islamic Economy Report 2018/2019
Global Islamic Economy Report 2018/2019
Dengan populasi muslim dunia sebanyak 1,6 milyar jiwa (24% dari populasi global) dan market size sebesar USD 2,1 trilyun pada tahun 2017 (setara 0,27 persen dari total produk bruto dunia), ekonomi syariah memiliki pertumbuhan yang steady. Diperkirakan market size tersebut akan mencapai nilai sebesar USD 3 triliun, atau sekitar Rp 45 ribu triliun di tahun 2023.

Dalam report 2018-2019 tersebut, Malaysia menempati urutan teratas dalam Global Islamic Economy Indicator Score dengan nilai 127, mengungguli negara-negara Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Arab Saudi, dan lainnya. Sementara itu, Indonesia mendapatkan skor 45 dan berada pada peringkat 10 dari 15 negara.

Laporan tersebut juga memerinci lebih lanjut terhadap 6 cakupan yaitu halal food, Islamic finance, halal travel, modest fashion, halal media and recreation, serta halal pharmaceuticals and cosmetics. Malaysia dan Uni Emirat Arab bersaing di peringat atas untuk 6 cakupan tersebut.

GIE Indicator Score
GIE Indicator Score
Dalam 5 tahun terakhir, Malaysia memimpin ekosistem ekonomi syariah global. Negara ini sudah cukup lama melakukan langkah penting dengan menerapkan standar halal yang kuat dan komprehensif. Pemerintah Malaysia memberikan dukungan penuh terhadap perkembangan industri halal, baik dari pengembangan, sosialisasi, dan produksi.

Indonesia masih tertinggal dibandingkan Malaysia. Lemahnya regulasi dan fasilitas menyebabkan pengembangan ekonomi syariah di dalam negeri terkendala.

Kendala lainnya yang dihadapi Indonesia yaitu rendahnya pemahaman masyarakat akan produk halal dan jasa halal, rendahnya keterhubungan sektor keuangan syariah sebagai bahan bakar potensial dari industri halal, belum mampunya level produksi memenuhi peningkatan konsumsi dalam negeri akan produk halal, belum optimalnya pemanfaatan teknologi, serta standar halal yang belum dapat menyesuaikan kebutuhan baik di level nasional maupun global.

Muslim Life Fest 2019
Meskipun saat Ini Indonesia belum menjadi produsen unggulan, sejumlah lembaga dan perusahaan di Indonesia berupaya membangun dan merawat komitmen terhadap industri halal.

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap industri halal dan membangun kesadaran menjalankan halal lifestyle, sebuah pameran industri dan gaya hidup halal bertajuk Indonesia Muslim Lifestyle Festival (Muslim Life Fest) 2019 digelar akhir Agustus 2019 ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun