Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertunjukan Sirkus dan Hak Asasi Binatang

17 November 2018   22:46 Diperbarui: 18 November 2018   01:03 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atraksi pembuka (dok. pribadi)

Gajah, singa, dan binatang lainnya yang dipergunakan dalam pertunjukan sirkus tidak melakukan berbagai atraksi atas keinginan mereka sendiri, seperti berdiri di atas tangan atau melompati lingkaran besi.Mereka melakukannya karena takut terjadi sesuatu pada mereka jika atraksi tersebut tidak dilakukan.

Kostum beruang kutub dalam atraksi the polar bear (dok. pribadi)
Kostum beruang kutub dalam atraksi the polar bear (dok. pribadi)
Untuk memaksa binatang-binatang beraksi, pelatih sirkus menggunakan cambuk, ban leher yang ketat, lecutan listrik, dan peralatan menyakitkan lainnya. Kekerasan pada binatang sirkus tersebut berlangsung selama berabad-abad.

Sirkus akan melakukan perjalanan berkeliling sepanjang tahun, dalam cuaca yang kadang ekstrim. Saat kelompok sirkus transit di satu tempat, binatang-binatang yang ada akan ditempatkan pada trailer atau truk yang membuat mereka tidak memiliki akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan dan air. Gajah-gajah dirantai, kucing-kucing besar dikerangkeng, di mana mereka makan, minum, tidur, berak dan kencing pada tempat yang sama.

Karena frustasi dengan keadaan yang menyakitkan tersebut, beberapa kasus terjadi di mana binatang-binatang sirkus kabur begitu mereka memiliki kesempatan. Mereka berlarian di jalan, masuk ke pemukiman, dan bahkan merusak rumah hingga melukai manusia. Dan untuk menghentikan serta menangkapnya, mereka harus ditembak dengan senapan bius dan bahkan harus berakhir pada kematian.

Kepedulian terhadap nasib binatang sirkus akhirnya mulai muncul. Salah satu cara untuk melindungi binatang sirkus adalah dengan melarang pertunjukan sirkus melakukan penampilan atau atraksi dengan binatang-binatang tersebut.

Hari Hak Asasi Binatang

Tanggal 15 Oktober dijadikan sebagai hari hak asasi binatang. Hari tersebut lahir dari deklarasi universal kesejahteraan hewan yang didukung 46 negara dan 330 kelompok pendukung satwa, sebagai bentuk keprihatinan atas banyaknya kasus kekerasan pada binatang yang terjadi di kebun binatang dan sirkus.

Hak asasi binatang terdiri atas 5 kebebasan, yakni bebas dari rasa haus dan lapar, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas mengekspresikan tingkah laku alami, bebas dari stres dan takut, serta bebas dari dilukai dan sakit.

Istilah hak asasi binatang mulai populer sejak tahun 1964 hingga awal 1970-an, istilah ini muncul karena objektifikasi terhadap binatang yang dianggap sudah keterlaluan. Penulis dan psikolog dari Inggris bernama Richard Ryder adalah salah satu orang yang mempulerkannya.

Rolla bolla (dok. pribadi)
Rolla bolla (dok. pribadi)
Ryder menciptakan istilah speciesisme untuk menggambarkan orang-orang yang mendukung berhentinya objektifikasi pada binatang. Paham ini menilai bahwa binatang tidak seharusnya dipandang hanya sebagai alat pemuas kebutuhan manusia, seperti dijadikan makanan, pakaian, subjek penelitian, hiburan, atau selalu dicap sebagai sesuatu yang mengerikan atau dikesampingkan hak hidupnya.

Nah, bagi kita yang peduli terhadap hak asasi binatang, salah satu cara termudah yang bisa dilakukan adalah dengan tidak menonton pertunjukan sirkus yang menampilkan atraksi binatang.

The Great British Circus tampil di BSD City

The Great British Circus merupakan pertunjukan sirkus musikal yang diproduksi oleh perusahaan asal Inggris. Mereka menampilkan kombinasi dari atraksi yang menegangkan dipadu dengan keahlian sirkus tradisional yang memukau dengan tata musik dan cahaya yang indah. Mayoritas semua pemain sirkus belajar dari kecil, mereka hidup di lingkungan sirkus dan mendedikasikan hidup untuk sirkus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun