Sabtu pagi itu, 25 Agustus 2018, kami dari komunitas Clickompasiana bergabung dengan komunitas jelajah budaya berkumpul di Tugu Proklamasi dalam acara napak tilas kemerdekaan 2018. Agendanya adalah mengunjungi 3 museum yang berlokasi tidak jauh dari Tugu Proklamasi di kawasan Menteng.
Museum pertama yang saya kunjungi adalah Museum Kebangkitan Nasional yang terletak di Jalan Abdurrahman Saleh No.26 Jakarta Pusat, tidak jauh dari RSPAD Gatot Subroto. Bangunan bercat putih tersebut didirikan sejak tahun 1899 merupakan tempat lahirnya organisasi pergerakan modern pertama kali dengan nama Boedi Oetomo.
Sebuah deretan tulisan "School tit Opleiding van Inlandsche Arsten" terpampang di atas pintu masuk gedung. STOVIA, demikian singkatan dari tulisan tersebut, tak lain adalah sekolah kedokteran sekaligus asrama siswa pada masa penjajahan Belanda.
Awal mula STOVIA didirikan karena maraknya wabah penyakit kulit seperti cacar yang mematikan, di Purwokerto, Jawa Tengah. Pada saat itu sekitar sepertiga dari warga Indonesia terinfeksi penyakit kulit tersebut. Pelajar yang lulus dari STOVIA dikirim ke berbagai daerah untuk membantu masyarakat.
Museum kedua yang saya kunjungi adalah Museum Joang 45 yang terletak di kawasan Menteng. Pada masa dahulu sekitar tahun 1930-an daerah tersebut merupakan hutan yang banyak ditumbuhi pohon menteng.
Daerah ini merupakan tanah milik orang Arab yang kemudian dibeli oleh pemerintah Hindia Belanda untuk dijadikan pemukiman orang-orang Belanda. Seiring perkembangan kita Batavia, pada tahun 1938 dibangun sebuah hotel bernama Hotel Schomper.
Jepang membolehkan gedung ini dipergunakan mendidik para pemuda dalam menyongsong kemerdekaan. Jepang bermaksud mendidik para pemuda Indonesia untuk menjadi kader demi kepentingan Asia Timur Raya, namun berhasil dibelokkan oleh para pemimpin Indonesia yang ditugaskan menjadi guru di tempat ini dengan menanamkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Kita juga bisa melihat koleksi foto-foto dokumentasi dan lukisan yang menggambarkan perjuangan sekitar tahun 1945-1950-an. Beberapa tokoh perjuangan seperti Ahmad Soebardjo, Â Sukarni, Chaerul Saleh, dan Adam Malik ditampilkan dalam bentuk patung-patung dada.
Selanjutnya saya berkunjung ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang juga berlokasi di Menteng, tidak jauh dari Taman Suropati. Bangunan museum ini pada tahun 1945 adalah kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda.
Menjelang dini hari sekitar pukul 03.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno, Bung Hatta dan Ahmad Subardjo memasuki ruang makan. Bung Karno mempersiapkan draft naskah proklamasi, sedangkan Bung Hatta dan Ahmad Subardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan.
Konsep naskah proklamasi dibawa ke serambi muka di mana para hadirin telah menunggu. Bung Karno membacakan secara perlahan dan berulang-ulang dan beliau bertanya kepada para hadirin tentang setuju atau tidak terhadap rumusan itu.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H