Yukka Herlanda, CEO Brodo Footwear, menceritakan bagaimana awalnya ia memulai bisnis. Berawal dari kesulitannya menemukan sepatu ukuran 46, Yukka akhirnya memutuskan untuk berbisnis sepatu. Ia memulai bisnis ini saat masih berkuliah di Institut Teknologi Bandung, bersama rekan sekampusnya. Sementara Adelia yang menjadi pemenang FWD Life Passionpreneur sebelumnya, mengungkapkan bagaimana ia menjalankan bisnis Travas Life. Adelia yang hobi jalan-jalan ini sering mendapat pertanyaan dari teman-temannya seputar tempat-tempat traveling. Berawal dari hal inilah Adelia akhirnya mendirikan Travas Life.
Di sela-sela acara, peserta kopdar dihibur oleh penampilan band yang bernama Jakarta Pad Project. Kelompok ini setidaknya membuka ide baru bagaimana memanfaatkan perkembangan teknologi dalam bermusik. Tidak ada satu alat musik pun yang mereka mainkan di panggung. Dengan menggunakan perangkat pad, para personil Jakarta Pad Project memainkan suara keyboard, gitar, bass dan drum untuk mengiringi vokalis menyanyikan lagu-lagu terkini seperti Love Me Like You Do, Cool Kids, Flashlight dan lainnya. Sangat menghibur dan inspiratif!
Apa yang berlangsung selama 3 jam di acara Kopdar Bebas Bebagi telah memberikan sebuah pencerahan, bahwa sebuah passion bisa menjadi peluang bisnis untuk kelangsungan hidup. Tentunya menyenangkan apabila apa yang kita sukai bisa kita jadikan lahan untuk menghasilkan uang. Tinggal bagaimana keberanian kita untuk mulai melangkah. Akhirnya, selamat kepada para pemenang dan finalis FWD Life Passionpreneur 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya