Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Singgah di Cirebon, Yuk Cicipi Kuliner Ini!

15 Juli 2015   10:48 Diperbarui: 15 Juli 2015   10:48 1887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cirebon, kota pelabuhan yang berada di jalur pantura ini tentu sudah banyak yang mengenalnya. Kota ini memiliki sejarah dan budaya yang kaya terkait dengan jejak Islam dan Wali Songo di kota yang berada di ujung timur Jawa Barat. Saat mudik lebaran seperti sekarang, Cirebon menjadi salah satu daerah yang dilalui pemudik yang hendak menuju Jawa Barat atau Jawa Timur.

Banyak cara yang bisa dipakai untuk menuju kota ini baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum seperti bus atau kereta api. Diresmikannya jalan tol Cikopo - Palimanan, membuat Cirebon terasa semakin dekat dengan ibukota.

Mudik Lebaran tahun ini, saya sengaja singgah dan menginap di kota ini. Bertahun-tahun merantau di Tangerang, saya hanya mampir lewat saja saat mudik ke Jawa Tengah. Bagi penggemar wisata, banyak hal yang bisa kita nikmati di Cirebon baik sejarah atau kulinernya. Kali ini saya akan menulis tentang kuliner di Cirebon.

 

Berada di pusat kota di sekitar Keraton Kanoman, kondisi jalan raya cukup padat. Berbagai kendaraan mulai dari mobil, sepeda motor, angkot hingga becak saling berbagi jalan yang tak seberapa luas. Di salah satu warung makan di Kanoman, saya akhirnya mencoba menikmati salah satu kuliner khas Cirebon yakni empal gentong di warung Bu Sarini.

Sebuah gentong atau periuk tanah liat berada di sisi depan warung. Di gentong inilah kuah yang mirip dengan gulai dimasak dan dipanaskan di atas tungku kayu bakar. Sang penjual tengah sibuk menyiapkan porsi-porsi yang dipesan pembeli.

 

Sehidang menu terhidang di hadapan saya. Semangkuk kuah berwarna kuning yang di dalamnya berisi beberapa potong daging sapi cukup membangkitkan selera. Selain daging atau empal sapi, ada pilihan lain berupah jeroan. Untuk melengkapi, sepiring lontong atau nasi bisa dipesan. Rasa gurih yang khas dari kuah dan empal yang lumayan empuk segera saya santap.

Kuliner khas Cirebon lainnya adalah nasi jamblang. Kuliner ini mudah ditemui di pinggir-pinggir jalan kota Cirebon. Sebuah warung tenda di seberang Mal Grage menjadi tempat yang saya pilih.

 

Nama nasi jamblang ini menurut sejarahnya berasal dari salah satu tempat di Cirebon, yaitu Desa Jamblang. Ciri khas nasi jamblang adalah daun jati yang dipergunakan sebagai bungkusnya. Konon, makanan ini berawal dari masa penjajahan Belanda. Saat pembangunan jalan Daendels yang melewati Cirebon, para pekerja disuplai nasi berukuran kecil ini dengan lauk tahu, tempe dan sambal.

Saat ini nasi jamblang dijual dengan pilihan lauk yang beragam. Selain tahu atau tempe, lauk lainnya seperti telur dadar, jeroan dan lain-lain yang disajikan dalam baskom-baskom berukuran sedang. Kita tinggal mengambil lauk mana yang disuka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun