Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"The Artist": Film Bisu yang Sungguh Elegan dan Wajib Ditonton

2 Maret 2012   02:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:39 3467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13306553252016165336

"Yang lama telah berlalu, yang baru telah datang. Berilah jalan bagi yang muda."

Kalimat di atas adalah salah satu kalimat yang diucapkan oleh tokoh Peppy yang bisa menggambarkan isi cerita film The Artist. Tentunya para kompasianer sudah mengetahui bahwa The Artist menjadi pemenang Academy Award atau Piala Oscar 2012 yang baru saja berlangsung hari minggu yang lalu. Film yang termasuk film bisu dan bergambar hitam putih ini menjadi salah satu film yang saya incar untuk dilihat, karena saya penasaran ingin tahu apa istimewanya film ini. Dan akhirnya Kamis kemarin saya menyempatkan waktu untuk melihatnya.

[caption id="attachment_164180" align="aligncenter" width="615" caption="The Artist (gambar dari Google)"][/caption]

Film ini dimulai dengan suasana pertunjukan di gedung bioskop tahun 1927. Diceritakan bahwa pemeran utama George Valentin sedang menyaksikan juga film yang dibintanginya yang berjudul "A Russian Affair". Saat itu film yang diputar masih berupa film bisu. Gambar hitam putih ditayangkan di layar lebar, sementara di depan layar tersebut ada penampilan sebuah orkestra untuk mengiringi film tersebut. Itulah mengapa bioskop disebut juga dengan theater.

Seusai pertunjukan tersebut, di luar gedung Valentin diwawancarai oleh banyak wartawan. Saat Valentin sedang berpose untuk difoto, di dekatnya ada salah satu penggemar wanita bernama Peppy Miller. Buku Peppy terjatuh dan ketika Peppy membungkuk untuk mengambilnya, ia malah sempoyongan dan menabrak Valentin. Akhirnya foto Valentin dan Peppy pun muncul dan menjadi headline surat kabar.

Selnjutnya, ketika Kinograph Studio mengadakan audisi penari untuk film yang juga akan dibintangi Valentin, Peppy pun mengikut audisi tersebut. Singkat cerita Peppy pun lolos audisi tersebut. Dan karena bantuan serta masukan Valentin, karir Peppy pun semakin bagus. Dimulai tampil hanya sebagai penari, menjadi pemeran pembantu dan akhirnya Peppy bisa menjadi pemeran utama.

Pada tahun 1929, pemilik Kinograph yang bernama Al Zimmer mengumumkan rencananya  untuk menghentikan produksi film bisu dan membuat film yang ada suaranya. Valentin tidak setuju dengan Zimmer dan selanjutnya Valentin keluar dari Kinograph untuk membuat perusahaan film sendiri. Namun film-film bisu yang diproduksi oleh Valentin kurang laku dan akhirnya ia pun bangkrut. Tak hanya itu, Valentin juga berpisah dengan istrinya dan diusir dari rumah. Valentin pindah ke apartemen kecil dan mulai menjual barang-barang pribadinya seperti perabot rumah, jas, foto dan lain-lain untuk menncukupi kebutuhan hidupnya.

Bertolak belakang dengan Valentin, Peppy malahan sukses menjadi bintang film terkenal. Film-film yang dibintanginya disukai oleh banyak orang. Sementara Valentin yang miskin semakin mendapat musibah ketika apartemennya terbakar. Untung Valentin berhasil diselamatkan dan dilarikan ke rumah sakit. Peppy yang mengetahui kabar tersebut akhirnya membawa Valentin yang belum sadarkan diri dan memindahkannya dari rumah sakit ke rumahnya sendiri.

Singkat cerita, Peppy yang dahulu pernah ditolong oleh Valentin sehingga bisa menjadi sukses, merasa perlu untuk membalas budi baik Valentin. Akhirnya Valentin pun bisa kembali bekerja kembali sebagai pemain film dan bergabung dengan Kinograph, berkat usaha yang dilakukan Peppy untuk meyakinkan Miller.

***

Sebenarnya alur cerita film The Artist tergolong biasa-biasa saja. Yang menjadikan film ini terasa beda dan istimewa dibandingkan dengan film-film lain karena The Artist ditampilkan tanpa suara (film bisu). Walaupun hanya sebagai film bisu, gambar-gambar hitam putih yang disajikan sangat bagus. Tokoh Valentin dan Peppy pun diperankan dengan apik oleh Jean Durjadin dan Berenice Bejo. Dan dari awal hingga akhir, background musik tahun 1920-an yang indah berhasil mempercantik film ini.

Beberapa adegan dalam film ini saya pikir akan selalu diingat oleh pecinta film. Seperti misalnya ketika Peppy menyusup ke ruang ganti dan berdansa dengan jas milik Valentin. Lihatlah, bagaimana Peppy menggunakan salah satu tangannya seolah-olah itu adalah tangan Valentin yang memeluk dan merayap di tubuh Peppy. Atau mungkin pada adegan terakhir ketika Valentin dan Peppy menari tap dengan begitu indah dan ketika tarian berakhir, terdengarlah keduanya terengah-engah dan dilanjutkan dengan terdengarnya suara Zimmer yang berkata "Cut! Perfect. Beautiful. Could you give me one more?" yang kemudian dijawab oleh Valentin dengan aksen Perancis "With pleasure!" (padahal sepanjang film tidak pernah terdengar suara pemain-pemainnya).

Kesimpulannya, film bisu The Artist memanglah begitu elegan dan layak untuk ditonton. Dan berikut adalah trailer film The Artist yang saya ambil dari Youtube.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun