Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Antusiasme Kompasianer di Nangkring Bareng LPDP

17 April 2014   05:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:34 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kompasiana (http://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/04/1396856515807303640.jpg)

Beasiswa untuk kuliah, wah tentunya banyak orang yang berharap bisa mendapatkannya. Pendidikan sangat penting bagi setiap orang. Namun jaman gini, biaya untuk kuliah selangit. Jadi nggak heran jika banyak orang yang akan sangat bersyukur jika mendapatkan beasiswa untuk kuliah. Saya sendiri termasuk salah satu yang pernah menerima beasiswa ketika menempuh pendidikan diploma di salah satu perguruan tinggi di Tangerang (*)  angkatan 1997.

Tahun itu pas terjadi krisis ekonomi, tidak hanya di Indonesia tapi juga beberapa negara. Entah bagaimana jadinya kalau saya kuliah tanpa beasiswa, mungkin bisa-bisa drop out kuliah mengingat bapak saya adalah seorang PNS yang tidak berpangkat tinggi. Lulus kuliah 3 tahun kemudian, saya langsung ditempatkan bekerja di group perusahaan dengan ikatan dinas 5 tahun. Dari tabungan yang saya sisihkan, beberapa tahun kemudian saya melanjutkan kuliah ekstensi di salah satu universitas swasta di Jakarta Barat untuk mengambil gelar sarjana. Jadi waktu itu hari Senin – Jumat adalah hari kerja, Sabtu – Minggu kuliah. Capek, pasti.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Sumber: Kompasiana (https://assets.kompasiana.com/statics/files/2014/04/1396856515807303640.jpg)"][/caption]

Sabtu lalu, 12 April 2014, saya mengikuti acara “Nangkring Bareng LPDP” di Gedung AA Maramis II, Kementerian Keuangan, Jl. Lapangan Banteng Timur, Jakarta Pusat yang diselenggarakan oleh Kompasiana dan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Dihadiri sekitar 50 kompasianer, acara ini menjelaskan tentang program beasiswa LPDP. Sebagai pembicara dari LPDP adalah Agung Sudaryono (Kepala Divisi Pengembangan Dana Kelolaan), Ratna Prabandari (Kepala Divisi Evaluasi dan Penyaluran Dana Kegiatan Pendidikan), dan   Diki Chandra (Kepala Divisi Evaluasi Dana Rehabilitasi Pendidikan).

Secara ringkas, program beasiswa LPDP ini meliputi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dan Indonesia Presidential Scholarship (IPS). Beasiswa Pendidikan Indonesia meliputi: program reguler (untuk magister dan doktor), beasiswa tesis dan disertasi, serta beasiswa afirmasi. Sebagai catatan, beasiswa afirmasi ini diperuntukkan bagi WNI yang berasal dari daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan); memiliki prestasi nasional / internasional di bidang sains, teknologi, olahraga, sosbud termasuk penerima beasiswa Bidik Misi yang mendapat predikat cum laude; mendapatkan beasiswa yang jumlahnya di bawah standar kelayakan dan memiliki prestasi akademis; serta sektor strategis yang dibutuhkan negara berdasar prioritas pembangunan nasional.

[caption id="attachment_303567" align="aligncenter" width="600" caption="3 Narasumber LPDP (dok. pribadi)"]

13976632891710840775
13976632891710840775
[/caption]

Beasiswa LPDP ini tanpa ikatan dinas, jadi penerima beasiswa (awardee) setelah lulus tidak harus mengabdi ke instansi pemberi beasiswa. Untuk memperoleh beasiswa LPDP tersebut, syarat dan pendaftaran bisa dilihat di www.lpdp.depkeu.go.id. Rekan-rekan kompasianer cukup antusias mengikuti acara nangkring bersama ini, baik ketika sesi penjelasan dari narsum maupun saat sesi tanya jawab. Beberapa pertanyaan menarik dari kompasianer sempat saya catat.

Kompasianer Mercy Sihombing yang membawa serta kedua anaknya (yang juga kompasianer) mengatakan bahwa salah satu anaknya yang berusia 14 tahun lulus SMU melalui program homeschooling. Ibu Mercy menanyakan apakah lulusan non formal seperti homeschooling bisa mengikuti beasiswa LPDP?

Jawab: belum bisa. Jadi harus lulus S1 terlebih dahulu dari universitas yang telah diakreditas oleh BAN PT.

Kompasianer Agus menanyakan apakah beasiswa LPDP yang bersifat tanpa ikatan dinas tidak merugikan negara seandainya ‘lari’ setelah lulus?

Jawab: tidak adanya ikatan dinas karena diharapkan awardee menjadi independen dan bisa membuka lapangan kerja. Ada program talent management dan program kepemimpinan yang bertujuan menanamkan integritas, nasionalisme dan kepemimpinan. Jaminan ‘tidak lari’ diatur dengan atase negara terkait.

Kompasianer Topik Irawan mencoba memberi gambaran program yang pernah dibesut oleh Pak Habibie tahun 90-an untuk menyekolahkan putra-putri Indonesia hingga nantinya bisa membuat satelit sendiri, namun akhirnya program ini gagal. Apakah LPDP akan mengalami hal serupa di tahun-tahun mendatang?

Jawab: LPDP (dan semua komponen bangsa) berkomitmen akan melakukan evaluasi dan monitoring untuk mencegah kegagalan tersebut.

Kompasianer Ben Baharuddin bertanya mengenai program RISPRO (Riset Inovatif Produktif), apakah memungkinkan untuk dilakukan riset multiyear?

Jawab: Bisa. Namun dalam pelaksanaannya, kontrak tetap per tahun dan akan dievaluasi tiap tahunnya.

Kompasianer Indria Salim menanyakan apakah LPDP memiliki program terkait permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia (korupsi, crisis center, kepemimpinan)?

Jawaban: Ada awardee LPDP Johanes Adrian yang belajar di Harvard University bidang MPP (Master of Public Policy), atau awardee lain yang belajar di bidang International Law yang diharapkan bisa menjawab permasalahan Indonesia. Mengenai kepemimpinan, hal ini bisa didapatkan melalui pengalaman langsung. LPDP juga mengadakan program kepemimpinan bagi setiap awardee.

Kompasianer Saepul Solihin menanyakan apakah program beasiswa afirmasi bisa diperuntukkan bagi mereka yang meskipun berasal dari pulau Jawa (misalnya Pandeglang, daerah asal Saepul) namun boleh dikatakan sebagai daerah yang tertinggal?

Jawab: Tidak bisa. Daerah-daerah di pulau Jawa dinilai tidak termasuk kategori 3T (tertinggal, terluar, terdepan) sebagai syarat beasiswa afirmasi. Namun mereka masih bisa mengikuti program beasiswa reguler dari LPDP.

Kompasianer Maria Margaretha menanyakan apakah ada beasiswa LPDP untuk bidang pendidikan (guru)?

Jawab: Tidak secara eksplisit ditulis, namun ada di bidang lain (teknik, sains, dan-lain-lain)

[caption id="attachment_303568" align="aligncenter" width="600" caption="Mercy Sihombing - berdiri memegang mikropon (dok. pribadi)"]

1397663366745010421
1397663366745010421
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun