Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Spanyol Kontra Belanda, Sejarah Re-match yang Tidak Berpihak kepada Juara Bertahan

14 Juni 2014   05:38 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:48 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertemunya Spanyol dan Belanda pada partai penyisihan group B Piala Dunia 2014 pada sabtu 14 Juni 2014 pukul 02.00 WIB nanti akan menjadi salah satu partai yang dinantikan oleh penggemar sepak bola dunia. Partai ini adalah ulangan final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Spanyol menjadi kampiun setelah mengalahkan Belanda melalui gol semata wayang yang dicetak oleh Andres Iniesta pada menit ke 116 di babak perpanjangan waktu.

Kita tentunya masih mengingat panasnya atmosfer final di Soccer City, Johannesburg empat tahun lalu. Betapa tidak, pengadil Howard Webb mengeluarkan 14 kartu kuning untuk kedua tim yaitu untuk Carles Puyol, Sergio Ramos, Joan Capdevila, Andres Iniesta, Xavi (Spanyol); Robin van Persie, Mark van Bommel, Nigel de Jong, Giovanni van Bronckhorst, Arjen Robben, Gregory van der Wiel, Joris Mathijsen, John Heitinga (2 kartu kuning yang berakibat menjadi kartu merah). Jumlah kartu pada final 2010 menjadi rekor terbanyak sepanjang sejarah final Piala Dunia.

Bagi tim Oranye Belanda, partai di group B nanti akan menjadi ajang untuk balas dendam atas kekalahan tahun 2010. Bisa jadi partai ‘ulangan’ atau re-match di Brazil ini akan sebanding panasnya final Afrika Selatan. Sejarah membuktikan bahwa rematch atas partai final Piala Dunia sebelumnya akan berakhir buruk bagi tim juara bertahan.

Final 1986 dan Re-match 1990

Sebelumnya di final 1986, Argentina berhasil menjadi kampiun setelah mengalahkan Jerman Barat 3-2. Final di Mexico ini menjadi salah satu final yang paling menarik. Sempat unggul dua gol melalui Jose Luis Brown (menit ke-23) dan Jorge Valdano (56), Argentina justru kecolongan oleh dua gol Jerman yang dicetak oleh Karl-Heinz Rummenigge (74), Rudi Voller (81). Argentina akhirnya keluar sebagai juara melalui gol Jorge Burruchaga (84). Final 1986 sempat tercatat sebagai final dengan kartu kuning terbanyak, sebelum dipecahkan oleh final 2010. Sebanyak 6 kartu kuning dikeluarkan untuk Diego Maradona, Julio Olarticoechea, Hector Enrique, Nery Pumpido (Argentina), Lothar Mathaus, Hans-Peter Briegel (Jerman Barat).

Re-match partai final 1986 terjadi di partai final tahun 1990 di Italia. Jeman Barat akhirnya berhasil membalas luka empat tahun sebelumnya melalui gol tunggal Andreas Brehme pada menit ke-85 melalui titik penalti. Masih terbayang di memori, bagaimana Diego Maradona menangis sesaat setelah kekalahan tersebut.

Final 1974 dan Re-match 1978

Jerman Barat berhasil mengalahkan Belanda di Munich dengan skor 2-1. Gol kemenangan Jerman Barat dicetak oleh Gerd Muller (menit 43), setelah sebelumnya kedua tim masing-masing mencetak gol dari titik penalti melalui Johan Neeskens (2) dan Paul Breitner (25). Empat tahun kemudian di Piala Dunia 1978 di Argentina, kedua tim berada di babak penyisihan kedua di Group A. Keduanya berbagi angka 2-2. Belanda keluar sebagai juara group A dan melaju ke partai final, sebelum akhirnya dikalahkan oleh tuan rumah Argentina 3-1. Jerman Barat sendiri tidak lolos ke babak selanjutnya karena hanya finish di peringkat ketiga penyisihan group, kalah bersaing dengan Italia yang menjadi runner-up group.

Final 1966 dan Re-match 1970

The Three Lions, Inggris, berhasil meraih juara dunia 1966 setelah mengalahkan Jerman Barat dengan skor 4-2 di Stadion Wembley. Pemain Inggris Geoff Hurst berhasil mencatatkan hattrick pada partai final ini (menit 18, 101, 120), dan satu gol lainnya diciptakan oleh Martin Peters (78). Sementara sepasang gol Jermn Barat disumbang oleh Helmut Haller (12) dan Wolfgang Weber (80). Empat tahun selanjutnya, Jerman Barat berhasil membalas kekalahan tersebut. Di babak perempat final 1970 di Mexico, tiga gol yang dicetak oleh Franz Beckenbauer (68), Uwe Seeler (82), Gerd Muller (108) berhasil membuat Jerman menang setelah sebelumnya tertinggal oleh gol Alan Mullery (31) dan Martin Peters (49).

Sejarah pada tiga partai final 1986, 1974 dan 1966 membuktikan bahwa tim juara akan mengalami nasib buruk pada re-match di Piala Dunia selanjutnya. Kemenangan Argentina atas Jerman Barat di final Mexico 1986, berbalik menjadi kekalahan di re-match 1990. Jerman Barat yang menjadi kampiun 1974 setelah mengalahkan Belanda, empat tahun selanjutnya hanya mampu meraih hasil imbang pada re-match 1978, dan gagal melangkah ke babak selanjutnya. Juga juara dunia 1966 Inggris, akhirnya harus menerima kekalahan dari Jerman Barat di re-match tahun 1970.

Bagaimanakah dengan re-match Spanyol kontra Belanda beberapa jam lagi? apakah Belanda akan mampu mengobati kekalahan di Afrika tahun 2010? Atau Spanyol yang akan melanjutkan dominasinya? Kemenangan pada partai ini sangat dibutuhkan oleh kedua tim. Tim yang menang bisa jadi akan keluar sebagai juara group B, dan selanjutnya bisa terhindar dari pertemuan di babak perdelapan final dengan Brazil yang difavoritkan lolos sebagai juara group A.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun