Mohon tunggu...
Daniel Mashudi
Daniel Mashudi Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer

https://samleinad.com E-mail: daniel.mashudi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Indonesia di Sampul Depan Time

17 Oktober 2014   10:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:41 1776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_367024" align="aligncenter" width="678" caption="Soekarno di Majalah Time"][/caption]

Bangga, begitulah yang dialami oleh sebagian besar bangsa Indonesia ketika majalah Time menggunakan foto Joko Widodo, presiden RI ke-7, sebagai sampul depannya untuk edisi 27 Oktober nanti. Wajah ‘ndeso’ Jokowi yang di-close up bisa diartikan sebagai wajah kebanyakan rakyat ini.  ‘A New Hope’, sebuah tulisan yang ada pada sampul tersebut menggambarkan harapan-harapan bangsa Indonesia untuk menjadi lebih baik selama 5 tahun ke depan.

Namun Jokowi bukanlah presiden RI pertama yang fotonya dijadikan sebagai sampul depan majalah Time. Melalui pencarian di content.time.com, kita bisa menemukan bahwa keenam presiden sebelumnya juga pernah mengisi wajah depan majalah tersebut. Namun dari antara mereka, hanya  Soekarno dan Soeharto yang mampu nampang di Time US (edisi Amerika Serikat).  Sementara Habibie, Gus Dur, Mega dan SBY hanya ada di Time Asia.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Presiden Soekarno di Time edisi 23 Desember 1946. (Sumber: Time)"]

Presiden Soekarno di Time edisi 23 Desember 1946. (Sumber: Time)
Presiden Soekarno di Time edisi 23 Desember 1946. (Sumber: Time)
[/caption]

Sampul depan Time US edisi 23 Desember 1946 menampilkan Soekarno dengan kemeja putih dan peci hitam yang sedang meneriakkan sesuatu. Sebagai latar belakang adalah tangan-tangan yang sedang memegang bendera merah putih. Inilah gambaran Indonesia di awal-awal tahun kemerdekaannya. Wajah presiden RI pertama tersebut kembali muncul untuk kedua kalinya di sampul Time US edisi 10 Maret 1958.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Soeharto di Tahun 1966 (Sumber: Time)"]

Soeharto di Tahun 1966 (Sumber: Time)
Soeharto di Tahun 1966 (Sumber: Time)
[/caption]

Selanjutnya Soeharto (belum menjabat sebagai presiden) ada di Time US edisi 15 Juli 1966. Beliau mengenakan baju dan topi militer berwarna hijau loreng, dengan sebuah senyum khas di wajahnya. Dengan judul  ‘Indonesia: The Land The Communists Lost’, maka kita dapat menebak bahwa sampul tersebut menggambarkan kemenangan Indonesia atas komunis pada decade 60-an.

Tak hanya tokoh-tokoh nasional Indonesia, sampul Time juga beberapa kali memuat peristiwa yang berhubungan dengan Indonesia. Bahkan melalui sampul-sampul ini, kita bisa melihat ke belakang peristiwa besar yang mewarnai sejarah negeri ini.

Krisis ekonomi di tahun 1997-1998 di Indonesia digambarkan oleh Time Asia edisi 19 Januari 1998. Dengan tulisan ‘Indonesia On The Edge’ dan gambar orang-orang yang sedang berdesakan mengantri minyak goreng, kita bisa ber-flash back kepada masa-masa sukar yang pernah dialami oleh bangsa ini.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Krisis ekonomi 1998 (Sumber: Time)"]

Krisis ekonomi 1998 (Sumber: Time)
Krisis ekonomi 1998 (Sumber: Time)
[/caption]

Peristiwa politik dalam negeri di tahun 1998 beberapa kali mewarnai sampul depan Time Asia. Edisi 23 Februari 1998, gambar Presiden Soeharto yang menghadap ke belakang menandai masa-masa kritis yang dialami oleh penguasa Orde Baru ini. Edisi 1 Juni 1998 selanjutnya menampilkan Habibie yang naik sebagai Presiden menggantikan Soeharto.

Time Asia edisi 1 November 1999 menampilkan pasangan Gusdur dan Megawati di sampul depan. ‘Can Wahid and Megawati Heal A Divided Nation?’, begitulah tulisan yang menghiasi sampul tersebut yang menunjukkan terpilihnya Gus Dur dan Mega sebagai Presiden dan Wakil Presiden yang diharapkan mampu menyelamatkan Indonesia dari keterpurukannya. Dua tahun kemudian, Time Asia edisi 6 Agustus 2001 kembali memasang kedua tokoh tersebut di sampul muka. Tulisan ‘Fade Out Fade In’, menggambarkan peralihan jabatan Presiden dari Gus Dur kepada Mega.

A Time To Heal. Begitulah tulisan yang terpampang di sampul Time Asia edisi 17 Januari 2005. Dengan gambar seorang anggota palang merah yang sedang menggendong seorang bocah, masa-masa tersebut mengingatkan kita akan bencana tsunami yang meluluhlantakkan Aceh pada 26 Desember 2004 yang membuat berbagai pihak bersimpati dan memberikan bantuan.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Bantuan untuk Korban Tsunami 2004 (Sumber: Time)"]

Bantuan untuk Korban Tsunami 2004 (Sumber: Time)
Bantuan untuk Korban Tsunami 2004 (Sumber: Time)
[/caption]

Kunjungan Obama ke Indonesai tahun 2010 lalu juga menjadi inspirasi bagi Time Asia edisi 29 Maret 2010. Dengan sampul depan yang bergambar huruf ‘O’ berukuran besar dan bermotifkan batik, kedatangan Presiden Amerika tersebut yang sedang 'pulang kampung' ke Indonesia dinilai memiliki peran penting bagi Asia.

Gambar yang terpampang pada sampul depan dari majalah Time memiliki nilai penting. Tokoh-tokoh besar yang berpengaruh pada masanya telah menghiasi wajah depan majalah tersebut. Peristiwa besar yang tengah terjadi pun tak luput dari perhatian. Dan dari rentetan sampul dari majalah yang paling terkenal di dunia ini, kita bisa kembali melihat sejarah yang telah terjadi untuk bersikap bijak dalam melangkah di waktu mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun