Saya tidak tahu kalau toilet itu demikian seriusnya. Maklum, saya belum pernah merasakan kesulitan tidak ada toilet. Sedari kecil toilet selalu ada. Walaupun tidak bagus tapi yang pasti bersih.
Jadi kalau hari ini toilet menjadi headline kompas, saya tidak tahu kalau itu memang betul serius. Serius banget sampai hari ini ditetapkan sebagai hari toilet sedunia.
Disampaikan dalam berita Kompas, masih ada 500 ribu warga DKI dari total 10 juta orang, yang masih buang air sembarangan. kerugian Indonesia mencapai 6.3 milliar dollar per tahun karena buruknya sanitasi.
Kenapa kesehatan lingkungan penting? Karena berkaitan dengan pencegahan penyakit. Penyakit apa ? Penyakit yang bersifat epidemik atau wabah. Penyakit yang menular dengan cepat pada manusia di suatu tempat dengan peningkatan jumlah penderita yang melebihi kelaziman yang dapat menimbulkan malapetaka.Â
Tahun 1854, terjadi wabah kolera dahsyat di London. John Snow menemukan bahwa penyebab kolera adalah air sungai Thames yang tercemar bakteri kolera. Namun penemuan itu tidak dipercaya dewan pemerintah kota sampai tahun 1858 pemerintah kota memperbaiki saluran pembuangan air di seluruh kota dan seketika wabah kolera berhenti.
Epidemi dipercaya mengakibatkan orang meninggal jauh lebih banyak dari korban perang. Karena itu, ketika buruknya sanitasi di Jakarta mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan anak atau stunting, sebetulnya itu barulah peringatan awal.
Kalau tidak awas, Jakarta bisa jadi London kedua.
Menakut nakuti ? Tentu tidak. Kalau 65 persen penduduk jakarta mengkonsumsi 40 persen air tanah yang tercemar e. Coli, tentu perlu kita waspadai bahwa hari toilet tidak hanya sekedar bicara tentang jamban, tapi lebih luas lagi kesadaran untuk memulai kesehatan lingkungan dari diri sendiri.Â
Sumber :
Kompas.com, Â Pencemaran Intai Warga, 19 November 2018.
Nadya Karima Melati , www.dw.com, Sejarah Epidemi Penyakit dan Sanitasi.
Stevia Angesty, Kompas.com, Indonesia membutuhkan Revolusi Toilet, 19 November 2018.
wol.jw.org, Penyakit Paling Ditakuti Abad ke 19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H