Mohon tunggu...
daniel lopulalan
daniel lopulalan Mohon Tunggu... Penulis - Student of life

Belajar berbagi. Belajar untuk terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Inspirasi Sebuah Kemenangan

10 September 2018   20:15 Diperbarui: 10 September 2018   20:37 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemenangan Naomi Osaka di AS Terbuka 2018 

Sumber : Japantimes.co.jp, Reuters, Robert Deutch

Kemenangan Naomi Osaka (Jepang) atas Serena William (USA) dalam final Grand Slam Amerika Terbuka, 9 September 2018,  menyuntikkan semangat positif bagi jutaan penduduk Jepang yang sedang ditimpa musibah gempa bumi di Hokkaido untuk segera bangkit dari keterpurukan.

Kemenangan Osaka menjadi kegembiraan karena kemenangan ini menjadi yang pertama untuk Tunggal Jepang selama turnamen Grand Slam diadakan.

Peristiwa ini mengingatkan kita pada kekuatan momentum Asian Games 2018 yang memberikan energi positif bagi warga Lombok untuk segera bangkit menata hidup setelah dilanda goncangan gempa yang nyaris tiada henti. 

Presiden Jokowi pun memilih tinggal bersama warga saat penutupan Asian Games berlangsung untuk memberikan simbol bahwa kekuatan Asian Games dapat menjadi energi yang mendasari kecepatan pemulihan mental masyarakat Lombok.

Contoh lain digambarkan dalam "Invictus", film berdasarkan kisah nyata garapan Clint Eastwood ini menceritakan dengan apik bagaimana Presiden Nelson Mandela memilih olahraga rugby sebagai sebuah alat pemersatu negaranya.

Nelson Mandela seakan memberi contoh  bahwa fokus pembangunan sumber daya manusia pada sebuah negara dapat dimulai dari olahraga.

Kenapa prestasi olahraga dapat memberi impact yang sedemikian besar terhadap energi suatu bangsa ?

Dalam studi yang dilakukan oleh Internasional Olympic Committee (IOC) pada tahun 2012 mengenai hubungan antara prestasi olahraga di kancah olimpiade dan kebanggaan berbangsa, didapati preferensi yang berbeda antara negara berkembang dan negara maju.

Pada negara berkembang, prestasi olahraga sangat terkait dengan kebanggaan berbangsa. Dalam survey yang melibatkan warga negara Trinidad Tobago, Filipina, Afganistan, dan banyak negara berkembang lain termasuk Indonesia, didapati kenyataan bahwa kemenangan di event olahraga internasional membuat kebanggaan terhadap bangsa dan negara mereka menguat signifikan.

Sebaliknya, hasil berbeda didapat untuk masyarakat negara maju seperti Inggris, Perancis dan Spanyol. Kebanggaan berbangsa hanya sedikit berkorelasi dengan prestasi olahraga. 

Kenapa olahraga dapat terkait dengan kebanggaan berbangsa ?

Pertama adalah faktor pengakuan dunia internasional atas eksistensi negara tersebut. Kebanggaan saat bendera negara kita dapat bersanding dengan bendera negara lain sebagai juara dari sebuah cabang olahraga. Keharuan saat Lagu kebangsaan dinyanyikan di hadapan para peserta dari seluruh dunia. Betapa momen itu sangat berharga, tidak hanya bagi atlet tersebut tapi juga bagi seluruh rakyat negara itu.

Hal yang kedua adalah tumbuhnya rasa bersatu sebagai sebuah bangsa. Tidak dapat dipungkiri bahwa benih perpecahan selalu ada di setiap negara. Benih perpecahan ini yang mesti diredam dengan sebuah alat pemersatu dalam bentuk sebuah prestasi olahraga. Prestasi yang dapat menyatukan seluruh bangsa dengan beragam adat, agama dan golongan. 

Contoh yang terlihat jelas adalah persatuan Indonesia yang mengental dengan kesuksesan penyelenggaraan Asian Games di Jakarta. Orang menjadi lupa akan perpecahan yang diakibatkan perbedaan pilihan politik dan agama yang membelah Indonesia dalam 4 tahun ini.

Persatuan Korea adalah sebuah bukti yang lain dari betapa sebuah prestasi olahraga dapat menyatukan sebuah bangsa. Bagaimana kedua negara yang  secara teoritis masih berperang ini menyingkirkan perbedaan politik mereka demi persatuan bangsa Korea di event Asian Games.

Apakah sebuah prestasi olahraga bisa didapat dengan instan, demi mendapatkan kebanggaan berbangsa ?

Bisa saja. Ketika atas nama sebuah prestasi olahraga kewarganegaraan seseorang dapat dibeli, maka kebanggaan berbangsa pun bisa diperoleh dengan cara yang instan. 

Brazil mengekspor banyak pemain sepakbolanya menjadi pemain negara lain. Indonesia menggunakan program naturalisasi untuk mengimport pemain sepakbola dari Belanda. Di Badminton, Indonesia mengekspor banyak pemain nasionalnya menjadi pemain negara lain. 

itu adalah strategi mudah dari sebuah negara untuk mendapatkan pengakuan prestasi tanpa proses pelatihan yang memakan waktu dan biaya. Seperti memakan obat doping agar cepat mendapatkan gelar juara. Kebanggaan berbangsa yang palsu atas nama medali.

Apakah langkah pintas itu sesuai dengan semangat sportifitas dalam olahraga ?

Tentu saja tidak. Indonesia meraih 31 medali emas Asian Games bukanlah sebuah penghargaan yang diperoleh tanpa kerja keras. Banyak mimpi dan peluh yang menjadikan semuanya mungkin. Dan ketika kebanggaan itu datang, dia datang sebagai kebanggaan nasionalisme yang murni. Bukan  kebanggaan instan hasil membeli pemain impor.

Prestasi olahraga dan kebanggaan sebuah bangsa bisa disimpulkan dari apa yang disampaikan oleh Nelson Mandela,"Olahraga memiliki kekuatan untuk merubah dunia, menginspirasi, dan menyatukan masyarakat dengan cara yang hanya bisa dilakukan oleh sedikit orang. Olahraga berbicara kepada generasi muda dengan bahasa yang bisa mereka pahami. Olahraga menciptakan harapan dimana yang tersisa adalah keputusasaan."

Betapa sebuah prestasi olahraga memberikan dampak yang sangat besar terhadap energi positif sebuah bangsa.

Lebih dari itu, Sportifitas olahraga seperti memberikan kita pelajaran penting bagaimana kemanusiaan itu seharusnya dibentuk.

Sumber :

BBC.com, Jane Mower, "London 2012 : Olympic Success Is Key to National Pride", 1 Januari 2012.

Goalcoast.com, "Nelson Mandela : Sport Can Change The World", 9 Juni 2018.

Kompas.com, "Lahir Di Jepang Dan Tumbuh di Amerika, Naomi Osaka Ikuti Jejak Serena", 10 September 2018.

Kompas.com, Yulia Sapthiani, " Jepang berterimakasih pada Osaka", 10 September 2018.

Metacritic.com, "Invictus", 18 May 2010.

Sumber Gambar :

Japantimes.co.jp, Reuters, Robert Deutch, "Naomi Osaka holds the U.S. Open trophy after beating Serena Williams in the women's final of the 2018 U.S. Open tennis tournament at Arthur Ashe Stadium, inside USTA Billie Jean King National Tennis Center", 10 September 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun