Bagi semua pendukung Prabowo, Novela bak pahlawan perang, bahkan salah satu hakim MK menyebutkan Kartini masa depan. Betul, sebagai pejuang "kebenaran", Novela sangat berani dan tegas serta "jujur" (baca: polos).
Dalam 'kebodohan' saya, ketika menonton tayangan sidang MK dengan saksi Novela ini, saya mengamini "kepolosan" sebagai orang gunung terpencil dan terisolasi. "Kami orang gunung terisolasi, jauh dari pemerintanan sehingga kurang mendapat sosialisasi, sehingga kami tidak tau apa2", begitu kira2 ucapannya.
Hari ini, tiba2 banyak bermunculan informasi mengenai siapa Novela itu. Maka mungkin saya harus menarik amin saya lagi. Ini bukan soal apa yang dia saksikan atau kenyataan sebenarnya di Irian sana (di wilayah dia menjadi saksi). Tapi ini soal pernyataan Novela sebagai saksi sidang berbanding terhadap status yang dimiliki.
"Saya tidak mau bicara soal wilayah lain, saya hanya bicara soal wilayah saya yang tidak terjadi pemilu disana, karena tidak ada kotak suara, dan panitia pun tidak ada," jawabnya ketika ditanya hakim, bagaimana dengan wilayah lain sekitar Novela.
"Dan saya juga tidak bicara dengan siapa2 disana, saya diam saja ketika melihat kenyataan ditempat kami tidak ada pelaksanaan pemilu," jawabnya lagi ketika ditanya hakim, bagaimana reaksi nya ketika tau bahwa di wilayahnya tidak ada pemilu, dan apakah dia membicarakan hal tersebut dengan masyarakat lain?
Maka saya rasa.. Cukup sudah!! Stop tipu-tipu!!
Sebagai ketua DPC Gerindra, Â sebagai aktifis yang vokal, sebagai pengusaha sukses.. maka bisa dipastikan, jika hal yang dia saksikan di wilayahnya ketika pilpres, yakinlah, saat itu juga, orang seperti ini pasti akan heboh kebakaran jenggot dan akan lari sana-sini cari info mengenai masalah yang terjadi di wilayahnya.
Novela tidak bodoh, justru dia pintar, yang akhirnya membuat kita berpikir bahwa dia benar2 orang gunung yang polos dan jujur. Sekali lagi, saya bilang, dia orang pintar. Maka pasti tidak akan diam saja ketika ada masalah.
Maka logikanya, tidak mungkin dia diam saja dan tidak bicara dengan siapa2 pada tanggal 9 Juli itu, dan dia berkelit dengan akting polos ketika hakim bertanya, "bagaimana dengan daerah lain, apa mengalami hal yang sama?" Karena, apa pun itu sebagai aktifis dan bahkan ketua DPC Gerindra dan Caleg, dia pasti tau apa yang terjadi dengan wilayah lain. Toh tinggal jawab, "iya pak, hanya kami yang dicurangkan, wilayah lain tetap ada Pemilu" (jika memang ada pemilu) atau apa pun yang terjadi pada daerah lain, dia pasti bisa menjawab.
==
Note : saya tidak bilang bahwa Jokowow, KPU dll sudah jujur dan benar. Tapi ini saya melihat dari keanehan sikap seorang hebat yang mencoba untuk menjadi polos culun. Percayalah kalo Novela adalah benar sepolosluguculun seperti di sidang, tentunya dia tidak akan jadi ketua DPC dan Caleg.!!
sumber:
http://www.kaskus.co.id/thread/53ea876b96bde6fb4f8b4582
https://www.facebook.com/novela.nawipa
https://www.facebook.com/novela.nawipa/photos
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H