Penyakit tular vektor merupakan penyakit bersifat endemis dan epidemis yang sangat berbahaya bahkan dapat menyebabkan kematian (Pemenkes RI, No. 50 Tahun 2017).
Salah satu vektor penyakit yang cukup dekat populasinya dengan kehidupan manusia yaitu nyamuk.  Indonesia yang merupakan negara tropis dimana hal ini akan menjadi tempat yang memiliki risiko tinggi terhadap penyebaran vektor penyakit  nyamuk.
Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk antara lain Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, dan Demam Kuning (Yellow Fever).
Di Indonesia penyakit yang tingkat penderitanya selalu ada setiap tahun dan jumlahnya semakin tinggi yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit ini merupakan penyakit yang di sebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
DBD merupakan penyakit yang sangat cepat penyebarannya dan dapat menyerang berbagai kalangan usia. Penyakit ini dapat berakibat fatal jika penanganannya terlambat dapat menyebabkan kematian.
Kasus DBD di Indonesia semakin meningkat di berbagai kota dan provinsi, salah satunya di Solo/Surakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Solo telah mencatat bahwa ada 19 pasien terjangkit DBD sejak awal tahun 2022 Â dan 2 diantaranya meninggal dunia.
Menurut data Kementerian Kesehatan Surakarta kasus DBD tercatat mencapai 13.776 kasus yang terhitung hingga 20 Februari 2022.
Melihat angka kasus yang cukup tiggi tentunya perlu dilakukan pengendalian agar kasus menurun. Beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu langkah pertama melakukan kegiatan 3M (Menguras, Membersihkan, Mendaur ulang).
*Menguras bak atau tempat penampungan air secara rutin dan menutupnya.
*Membersihkan sampah secara rutin sehigga tidak terjadi penumpukan sampah, membersihkan rumah dan lingkungan sekitar untuk  memastikan lingkungan dan drainase bersih.
*Mendaur ulang limbah yang bernilai ekonomis