Mohon tunggu...
Daniel Kurniawan
Daniel Kurniawan Mohon Tunggu... -

Trainer Optima Mindset Motivation

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Waspada, SMS-SMS Penipu Berkeliaran di HP Anda

15 Januari 2011   04:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:34 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dunia sekarang sudah edan. Bila dulu orang-orang menipu dengan wajah ganteng. Sampai terkenal dengan slogan “Wajah Menipu, Dompet Menangis”. Sekarang rame-rame menggunakan kata-kata. Disebarkan melalui sms dan email. Cukup banyak korban yang kena tipu seperti ini. Bukan hanya puluhan juta bahkan sampai ratusan juta.

Baru-baru ini saya mendapatkan beberapa sms yang bernada penipuan. Coba kita lihat beberapa contoh sms penipu dibawah ini:

Maaf saya Hj. Indah mengenai rumah anda saya berminat den merasa cocok. Untuk masalah nego harga tolong hubungi suami saya, DR.WAHYU no hp. 08xxxxxx, karena saya ada acara. Tks. (SMS pertama)

Maaf saya Bu Nur, tanah yang di tanjung api-api saya sudah lihat dan sudah cocok, untuk masalah harga tolong hubungi suami saya aja, pak H.SULAIMAN di no hp. 08xxxxxx, karena kebetulan saya ada acara.Tks. (SMS kedua)

Maaf saya Sri Ningsih, mengenai rumahnya yang mau dijual kemarin, kebetulan saya berminat. Tolong hubungi suami saya untuk untuk nego harga di no telpon ini:08xxxxxxx. A/n:H. Maulana. Tks. (SMS ketiga)

Mengenal Pola Bahasa SMS Penipu

Bila anda cermati pola bahasa dari ketiga sms ini memiliki pola yang sama.

Pertama, dimulai dengan kata Maaf saya…. Yang menjadi permasalahannya adalah mengapa dimulai dengan kata MAAF bukan dengan kata lain. Ternyata arti kata “maaf” sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online adalah ungkapan permintaan ampun atau penyesalan, ungkapan permintaan izin untuk melakukan sesuatu.

Arti pertama dari kata “maaf” adalah ungkapan permintaan ampun atau penyesalan. Saat kita mendengar kata ini. Kita masuk  ke dalam trance. Untuk mengingat dan bertanya, “Apa salah saya? Sehingga orang ini minta maaf”. Timbul pertanyaan dalam diri. Karena tidak menemukan jawaban membuat rasa penasaran kepada si pengirim sms. Langsung kita telepon dia deh. Nah, ini justru yang diharapkan dari pengirim sms ini. Supaya kita melakukan kontak dengan mereka. Saat kita kontak mereka, tentu saja mereka sudah menyiapkan jurus-jurus lain. Untuk mengiring kita masuk ke dalam perangkap.

Arti kedua dari kata “maaf” adalah ungkapan permintaan izin untuk melakukan sesuatu. Ini yang benar-benar edan. Ternyata pelaku sudah benar-benar paham makna dari sebuah kata. Secara tidak sadar dia sudah mengirimkan pesan ke pikiran untuk meminta izin kepada kita untuk melakukan penipuannya.

Kedua, selalu menggunakan kata “tolong hubungi suami saya, Dr…..H…..”Bila anda perhatikan selalu kita disuruh menghubungi seseorang. Dan yang menariknya orang tersebut selalu ada gelarnya. Seperti Dokter atau Haji. Ini sebenarnya sebuah strategi supaya kita dapat mempercayai orang ini. Biasanya orang-orang yang mempunyai gelar memiliki otoritas. Mereka dapat dipercaya dan reputasinya tidak diragukan lagi. Sehingga kita cenderung mengikuti apa yang dikatakannya.

Saya jadi teringat ketika diajak seorang teman ke sebuah daerah baru yang harga tanahnya cukup melambung tinggi beberapa tahun belakangan ini. Tapi sayangnya, tanah tersebut sering diserobot orang yang tidak bertanggung jawab. Untuk menghindari dari pihak-pihak yang bertanggung jawab. Teman saya mempunyai ide membuat papan nama di atas tanahnya. Dia tidak mencantumkan nama  lengkap cukup memakai singkatan saja. Mau tahu bunyi tulisannya?  Ternyata dia menulis ”Tanah ini hak milik H. Salim”. Sebuah ide yang cerdik. Tentu saja orang mengira pemiliknya seorang Haji. Sampai sekarang tanahnya, aman-aman saja.

Mengatasi SMS Penipu

Ketika menerima sms yang tidak anda kenal. Apalagi yang dimulai dengan kata-kata yang memicu perasaan anda seperti: Maaf, Gratis, Selamat, Hadiah…Kadang-kadang diberi batas waktu. Anda cukup berada dalam suasana disasosiasi. Dalam arti jangan melibatkan perasaan anda. Cukup baca sms ini sebagai informasi yang salah kirim. Dan anda boleh membalasnya dengan sedikit bercanda. “Terima kasih, tolong sumbangkan hadiahnya ke panti asuhan. He…he…he…”

Bila anda memahami meta model. Anda dapat melakukan meta model kedalam diri. Apakah pernah anda mengirimkan undian? Kapan? Dimana? Atau Apakah pernah anda menjual barang melalui internet? Barang yang mana? Apakah pembeli sudah lihat barangnya? Tahu harganya?

Saat menerima sms ini memang benar saya menjual beberapa properti melalui internet. Tetapi saya tidak pernah mencantumkan lokasinya secara detail. Ketika saya melakukan meta model kedalam diri saya timbul pertanyaan seperti “Kok hebat sekali orang ini, nggak pernah lihat properti saya. Sudah merasa cocok? Tahu dari mana dia? Apakah sudah lihat? Padahal lokasinya nggak jelas. Emang dia orang sakti. Tanpa lihat, tahu lokasi properti saya. Nggak mungkin?” Setelah itu saya sengaja nggak pikirkan dulu. Eh, nggak tahunya beberapa hari kemudian masuk sms kedua. Lanjut sms ketiga. Ya udah, anda pasti tahu jawabannya.

Penting sekali. Saat anda melakukan meta model. Jangan buru-buru memberikan jawabannya. Cari dulu kebenarannya. Beri waktu buat pikiran anda. Biasanya setelah itu anda pasti sudah TAHU sendiri jawabannya.

Selamat mencoba! Kabarin yo bila ada hasilnya. Dan tolong bagikan sama teman yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun