Tulisan ini tepatnya bukan untuk anda yang sedang membaca. Tapi untuk saya. Ya, tulisan ini sebagai sebuah refleksi terhadap diri saya. Sebagai manusia biasa masih banyak kesalahan yang saya lakukan. Baik lewat kata-kata, lewat tulisan, lewat pintu belakang, lewat….mana lagi ya? Pokoknya inilah sebuah perjalanan yang wajib ditempuh selama 365 hari.
AKU BERSYUKUR
Sungguh luar biasa. Saya masih berSYUKUR dapat menikmati alam ini. Mendengar suara hujan, gegap gempita sorak sorai pendukung TIMNAS, suara tangisan anak-anakku ketika mereka saling merebut mainan, suara burung-burung berkicau di pagi hari, kokok ayam tetangga sebelah yang lucu-lucu (maaf saya lupa nama jenis ayam ini), teriakan istri ketika membangunkan anakku yang paling kecil, lagu-lagu pujian dan penyembahan setiap pagi, firman TUHAN yang selalu dengan setia kami baca setiap pagi (masih juga ada bolong-bolong….sedikit!!!) termasuk aku masih mendengar suara jantungku yang masih berdetak sampai dengan sekarang. Syukur…syukur…….ups masih banyak bunyi-bunyian yang selalu kudengar setiap hari. Untunglah telinga ini masih dapat berfungsi secara normal. Bila udah budek, saingan BOLOT dong….he…he…he…
Lewat mata juga aku dapat melihat wajah-wajah bule dari IRFAN BACHDIM dan CHRISTIAN GONZALES yang ganteng banget, wajah-wajah lucu dari ketiga anakku, wajah cantik dari istriku, hidung mancung dari Mr. Yakub (guru sekolah minggu), hitam manis orang-orang Papua, jenis-jenis pempek, sarang laba-laba yang sudah memenuhi dapur rumah kami, genteng-genteng yang selalu bocor ketika musim hujan, marmut kecil kesayangan kami….masih banyak lagi yang belum dapat kami lihat secara sadar. Syukur….syukur….mataku masih normal. Sehingga dunia yang penuh warna warni dapat aku lihati dengan puassss.
Aku juga bersyukur masih ada pikiran. Walaupun sedikit “GILA”. Sering dia mengagetkan aku dengan ide-ide gila yang sering nggak masuk akal. Gara –gara pikiranku aku dapat belajar membuat website, belajar bisnis online, tahu seluk beluk dunia properti, menjadi penulis di milis dan blog , sebentar lagi jadi penulis buku, belajar jadi soundman, berhasil melakukan modelling budaya BATAK….apa lagi ya….pokoknya banyak banget. Syukur….syukur…atas ide-ide kreatif dari pikiranku ini.
Tangan, badan dan kakiku juga sangat berjasa. Mereka membuat seluruh kegiatanku terjalan dengan baik. Mereka saling kerja sama satu sama lain. Coba bayangkan gimana bila mereka sudah tidak mau lagi kerja sama. Aku dapat lumpuh. Gerakkanku menjadi lambat. Syukur….syukur…seluruh anggota tubuhku masih berfungsi dengan baik.
Tak lupa aku mengucapkan syukur kepada DIA yang menjadikan diriku tetap SEHAT sampai dengan akhir tahun 2010 ini. Terima kasih BAPA!
AKULAH MEMILIH MENJADI PENYEBAB
Sejak aku memilih moto dalam hidupku bahwa “Setiap masalah mempunyai JALAN KELUAR”. Mulailah alam membuat ujian dalam hidupku. Awalnya aku merasa marah, pusing, khawatir, kalut, stress, menyerah. Aku mulai berusaha menunjuk jari telunjuk ke arah orang lain. Dan sudah kuarahkan ke atas. Saat itulah aku mulai sadar. Bahwa aku tidak boleh menyalahkan orang lain. Akulah yang menjadi penyebab setiap kehidupanku ini. Akulah yang wajib minum obat pahit. Bukan orang lain.
Wajarlah bila masalah itu bertambah banyak. Ketika aku mulai menghindari. Melempar kesalahan kepada orang lain. Masalah itu seperti virus yang selalu membelah diri. Beranak pinak seperti jamur di siang bolong. Ketika kusemprotkan pestisida. Ternyata tidak mempan. Malahan tambah subur. Kuganti pestisida yang nomor satu. Tetap tidak mempan. Akupun mulai gelisah. Akhirnya aku menyalahkan bahwa ini nasib….nasib…nasib…..Nasibku menjadi miskin, nasibku mempunyai orang tua miskin, nasibku punya hutang banyak, nasibku tidak punya rumah, nasibku tidak punya mobil, nasibku tidak punya istri cantik, nasibku punya istri miskin, nasibku…..Sehingga namaku yang indah pemberian dari orang tuaku pun tidak terpakai lagi. Aku ganti nama menjadi MR.NASIB.
Melihat teman punya mobil baru. Aku mudah tersinggung. Melihat tetangga punya rumah baru. Aku bilang itu hasil korupsi. Melihat istri orang lebih cantik. Aku bilang operasi plastik tu. Melihat dagangan toko sebelahku lebih laku. Aku bilang pakai dukun. Seribu satu alasan selalu aku katakan ketika melihat kesuksesan orang lain.