Suatu hari aku melihat pengemis sedang makan sisa nasi di tempat sampah. Mestinya aku bersyukur masih dapat makan dengan layak. Walaupun dengan lauk seadanya. Tempe dan tahu. Melihat orang lumpuh. Tidak punya kaki, tidak punya tangan. Aku bersyukur masih mempunyai anggota tubuh yang lengkap. Seandainya aku sadar bahwa TUHAN masih memberikanku anugerah mempunyai PIKIRAN dan PERASAAN. Tuhan cinta sama diriku. Setiap masalah yang aku hadapi, tidaklah melebih kemampuan manusia untuk mengatasinya. Aku menjadi sadar. Akulah yang bertangung jawab terhadap setiap masalahku. Aku BERTANGGUNG JAWAB bukan melemparnya ke orang lain.
AKU TERUS MENABUR
Mungkin taburanku di tahun ini belum berbuah lebat. Masih berbuah sedikit, berbuah busuk, berbuah kecil-kecil, berbuah mentah, berbuah ulat, berbuah setengah-tengah, berbuah jarang-jarang atau tidak berbuah sama sekali. Janganlah takut! Teruslah menabur. Bukan taburanmu salah. Tapi jatuhnya tidak tepat di sasaran.
Bila taburanmu jatuh di pinggir jalan. Tentulah dapat dilindas mobil, diambil orang lain, dimakan burung dan ditiup angin. Sehingga belum berbuah. Bila taburanmu jatuh di tanah yang berbatuan, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar (Mat 13:5-8). Artinya taburanmu salah sasaran. Yang dikira dapat berbuah banyak ternyata tidak. Layu sebelum berbuah lebat. Bila taburanmu jatuh di semak berduri. Tentulah dia langsung mati. Bila taburanmu jatuh di tanah yang subur. Tentulah dia berbuah lebat. Buakan hanya berbuah satu kali. Tetapi berlipat-lipat ganda.
Tidak peduli berapa kali anda menabur. Terusalah menabur di tahun 2011. Semuanya kita yakini berbuah lebat. Happy New Year!
Dari anakmu yang lagi belajar menabur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H