Mohon tunggu...
Daniel Kurniawan
Daniel Kurniawan Mohon Tunggu... -

Trainer Optima Mindset Motivation

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Cara Mudah Memrogram Anak "Ngompol"

14 Juli 2010   01:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:53 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yanto, 8 tahun, sudah berulang kali diperingatkan orang tuanya agar pipis dulu sebelum tidur. Namun, saran orang tuanya ini tidak cukup ampuh untuk mencegah supaya Yanto tidak pipis celana tengah malam. Bahkan, suatu malam ketika orang tuanya lupa memasangkan pampers. Kebiasaan Yanto ngompol di tempat tidur memakan korban. HP orang tuanya menjadi rusak. Orang tua Yanto tak habis pikir. Mengapa anaknya masih juga mempunyai kebiasaan "ngompol" di tengah malam. Padahal sudah berbagai cara dilakukannya untuk membuang kebiasaan anaknya itu.

Mungkin kasus Yanto ini masih banyak terjadi di kalangan orang tua. Walaupun bukan suatu kasus yang cukup serius tapi sering menjadi masalah yang terus berulang bagi kita sebagai orang tua.

Melihat kasus yang dialami Yanto membuat saya bertanya bagaimana cara memprogram anak supaya dapat "ngompol" sendiri di kamar mandi. Aha, untungnya saya mendapatkan sebuah pembelajaran yang luar biasa dari seorang ibu. Namanya kita sebut saja Ibu Juni. Seorang ibu rumah tangga, yang mempunyai anak perempuan sebanyak tiga orang. Dari cerita ibu ini. Anak-anaknya tidak pernah "ngompol" di celana lagi sejak usia mereka beranjak tujuh bulan. Kabar baiknya, Ibu ini mau berbagai rahasia bagaimana cara mudah memprogram anak "ngompol" sendiri ?

Inilah rahasianya:

Rahasia Pertama : Kenali tanda-tanda anak mau "ngompol"

Sebagai orang tua, khususnya ibu-ibu harus mempunyai keahlian mengenali tanda-tanda anak mau "ngompol" Dengan mengenali tanda-tanda ini kita dapat secara mudah mem buat programnya. Istilah dalam NLP disebut kalibrasi. Tanda-tanda yang sering muncul ketika anak sudah mau "ngompol" antara lain tubuhnya gelisah, bergoyang kesana-kemari. Atau Menangis. Setiap anak mempunyai tanda-tandanya sendiri. Setelah anda tahu dan mengenal dengan baik tanda-tanda ini. Gendonglah anak anda secara cepat. Dan bawalah ke tempat pipis yang telah disediakan atau ke kamar mandi.

Rahasia Kedua : Masukkan program "ngompol"

Sambil mengendong anak, pancinglah dengan kata-kata supaya si anak TAHU bahwa saatnya dia untuk pipis. Mulai dengan kata- kata pancingan seperti Pipisssss.....Pipissss....secara berulang-ulang. Saat anda melakukan pertama kali mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama. Tetapi bila anak sudah teranchor secara audio. Dibutuhkan waktu yang sangat cepat. Tidak sampai lima menit. Dan ulangi juga program ini setiap pagi pada saat anak baru bangun tidur. Kuncinya terus berlatih, berlatih dan berlatih....

Rahasia Ketiga : Lakukan Future Pacing

Masukkan juga program buat si kecil supaya di masa yang akan datang dia dapat melakukan pipis sendiri secara mandiri. Misalnya dimasukkan program, "Lia anak yang manis karena selalu pipis sendiri", atau " Lia anak yang pintar karena selalu pipis sendiri setiap bangun tidur dan sebelum tidur, " dan sebagainya. Lakukan terus program ini secara berulang-ulang. Sampai menjadi unconcious competence bagi si anak.

Pesan dari Ibu Juni, program ini sudah dia jalankan selama tujuh tahun. Dan membuahkan hasil bagi ketiga anaknya. Mungkin program ini bermanfaat bagi keluarga muda yang baru mempunyai anak. Yang penting bagi seorang ibu harus mempunyai niat yang tulus dan mau menahan kantuk pada saat anaknya tengah malam mau "ngompol". Kuncinya lakukan dengan hati yang gembira.

Selamat mencoba dan terima kasih kepada Ibu Juni yang mau berbagi kunci rahasia. Bila anda merasakan manfaatnya silahkan tuliskan komentar Anda!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun