Mohon tunggu...
Daniel Kurniawan
Daniel Kurniawan Mohon Tunggu... -

Trainer Optima Mindset Motivation

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Berbahayakah Mengunakan Kata "Jangan"

23 Juni 2010   02:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:21 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Entah mengapa, hari ini saya merasa beruntung sekali. Maksud hati hanya ingin menonton pertandingan bola dari televisi saja. Tiba-tiba, teleponku berdering. Rupanya telepon dari adikku. Dia menawarkan nonton pertandingan sepakbola secara langsung di stadion Jakabaring. Penawaran yang sangat menarik. Tak akan ku lewati.

Kami pergi rombongan. Ternyata kami menjadi bagian dari suporter Persipura. Begitu tiba di stadion. Hiruk pikuk suasana stadion menambah atmosfer pertandingan.Suara yel-yel penonton. Tiupan terompet dan tabuhan genderang suporter kedua kesebelasan. Membuat suasana menjadi sangat meriah. Rombongan kami mendapat tempat duduk di tribun selatan stadion.

Kami disambut dengan yel-yel. Tiupan terompet. Dan tepuk tangan penonton. Setelah kami semua duduk. Pihak panitia pun membagikan sebuah kartu. Ternyata isi kartu tersebut berupa himbauan supaya kami menonton bola dengan tertib. Saya pun melihat isi kartu. Dan inilah isi kartu tersebut…..

Jangan anarkis

Jangan rasis

Jangan bawa petasan dan benda lain yang membahayakan

Jangan bawa botol minuman

Jangan menghina

Jangan mengintimidasi

Jangan menganiaya

Jangan suap

Jangan rusuh

Jangan melempar

Bila anda perhatikan kata-kata diatas. Selalu menggunakan kata ”JANGAN…”. Emangnya ada apa dengan kata ”JANGAN”. Ups….tenang dulu. Saya akan membahasnya disini.

Kata ”JANGAN” adalah kata yang abstrak, tidak dapat dibayangkan oleh pikiran kita. Oleh karena itu, bila kata ”JANGAN” dipasang dalam kalimat. Pikiran kita akan menghapus kata ”JANGAN” tersebut. Sehingga orang akan membayangkan makna kalimat sebaliknya. Sebetulnya, yang berbahaya itu bukan kata ”JANGAN”nya, melainkan kata-kata berikut yang mengikuti kata ”JANGAN”.

Sekarang coba anda pejamkan mata anda. Tenangkan diri anda. Bernafaslah secara perlahan sampai perasaan anda lega dan relaks. Ulangi terus hingga seluruh badan anda terasa relaks. Bayangkanlah anda melihat seekor monyet yang berkaki empat. Dan saya minta anda ”JANGAN membayangkan monyetnya berwarna merah”. Warna apa yang anda bayangkan? Pasti warna merahkan.

Sekarang, coba anda baca sekali lagi kata-kata diatas. Dan bayangkan di dalam pikiran anda. Kata-kata apa yang muncul dalam pikiran Anda? Pikiran anda akan menghapus kata ”JANGAN” sehingga kata-kata diatas akan menjadi seperti di bawah ini…..

anarkis

rasis

bawa petasan dan benda lain yang membahayakan

bawa botol minuman

menghina

mengintimidasi

menganiaya

suap

rusuh

melempar

Apa komentar anda setelah melihat kata-kata yang sudah terhapus kata ”JANGAN”nya? Tentu saja kata-kata yang dihasilkan sungguh mengerikan. Coba bayangkan apabila kartu ini diberikan kepada setiap suporter kesebelasan. Efeknya dapat anda bayangkan sendiri. Wajar saja bila selama ini suporter sepakbola Indonesia terkenal ganas dan nekad.

Mungkin salah satu jalan keluarnya. Adalah mengganti kata-kata yang ada di kartu tersebut dengan kata-kata yang lebih baik. Kita doakan dengan tulisan ini dapat membantu penonton sepakbola Indonesia merasa lebih nyaman menonton di stadion. Sehingga sepakbola benar-benar menjadi sebuah pertunjukkan yang sangat menarik. Tidak kalah dibandingkan dengan liga Eropa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun