Mohon tunggu...
Kevin Daniel
Kevin Daniel Mohon Tunggu... Freelancer - Penggiat ilmu yang bermanfaat

A well-rounded marketing person who have solid experiences in various business industries. I'd love to share anything related to lifestyle contents and any other interesting topics.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Disfungsi Ereksi vs Ejakulasi Dini? Apa Bedanya?

7 Agustus 2020   17:45 Diperbarui: 7 Agustus 2020   18:08 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bicara mengenai disfungsi ereksi dan ejakulasi dini, kebanyakan orang masih suka salah pemahaman soal itu. Meski sama-sama gangguan seksual pada pria, namun nyatanya disfungsi ereksi dan ejakulasi dini berbeda gejalanya.

Kedua gangguan seksual tersebut tentunya sangat mengganggu para pria karena menjadi kesulitan untuk mendapatkan kepuasan yang maksimal. Pria mana pun pasti tidak akan mau mengalami hal tersebut.

Tapi, nyatanya beberapa pria pernah atau sedang mengalami gangguan seksual. Kalau bicara masalah gangguan kesehatan rasanya masih banyak yang merasa enggan untuk membicarakan di antara pria atau bahkan konsultasi kepada ahlinya.

Sebelum membahas lebih lanjut, kita kenali dulu perbedaan disfungsi ereksi dan ejakulasi dini agar tidak salah persepsi lagi dan bisa ditangani dengan tepat.

Disfungsi Ereksi VS Ejakulasi Dini

Disfungsi ereksi adalah kondisi terkait ketidakmampuan pria untuk mempertahankan ereksi untuk berhubungan seksual meski sudah mendapatkan rangsangan seksual.

Pria bisa dikatakan mengalami disfungsi ereksi apabila mengalami hal berikut ini :

  1. Mengalami ereksi kadang-kadang saja
  2. Mengalami ereksi, tapi tidak cukup lama untuk berhubungan intim
  3. Sama sekali tidak mengalami ereksi

Penyebab disfungsi ereksi bisa beragam, mulai dari faktor psikologis (cemas dan depresi), bentuk alat kelamin yang tidak normal, hingga gaya hidup serta faktor penyakit di antaranya adalah :

  • Gangguan hormon
  • Penyakit diabetes
  • Tekanan darah tinggi
  • Jantung
  • Penyakit prostat

Menurut riset The Global Study of Sexual Attitude and Behaviors, Asia Tenggara memiliki kasus disfungsi ereksi terbesar di dunia dengan 28,1%. 

Di mana 70% nya terjadi pada pria berusia 60-69 tahun, 54% di 50-59 tahun, 41% pada 40-49 tahun, 30% dari usia 30 sampai 39 tahun, dan 15% dari usia 20-29 tahun.

Ejakulasi dini adalah ketidakmampuan mengontrol ejakulasi sehingga terjadi dalam waktu yang lebih cepat daripada yang diinginkan. Pria dapat dikatakan mengalami ejakulasi dini jika :

  • Selalu atau hampir sering ejakulasi dalam 1 menit setelah penetrasi
  • Tidak dapat menunda ejakulasi selama hubungan intim
  • Merasa tertekan dan frustrasi serta cenderung menghindari keintiman seksual karena kekhawatiran ejakulasi dini

Penyebab ejakulasi dini sebetulnya belum sepenuhnya dimengerti oleh para peneliti. Walaupun dulunya penyebab ejakulasi dini dianggap hanya faktor psikologis, namun seiring perkembangan teknologi, dokter sekarang tahu bahwa ejakulasi dini melibatkan interaksi kompleks antara faktor psikologis dan biologis.

Dari sisi psikologis, kekhawatiran tentang ejakulasi dini dan kesenangan pasangan dapat memainkan peran sebagai penyebab ejakulasi dini. Masalah depresi, stres, dan hubungan juga dapat berperan serta.

Sedangkan, pada sisi biologis, para ahli percaya bahwa masalah prostat, masalah tiroid dan penggunaan obat-obatan rekreasi semua berpotensi dalam menyebabkan ejakulasi dini. Beberapa pria menjadi lebih sensitif daripada yang lain terhadap kontak seksual.

Meski kedua hal tersebut tidak berbahaya tapi pastinya mengganggu keharmonisan pria dengan pasangannya. Maka, lebih baik diatasi segera supaya tidak menimbulkan masalah lain yang lebih rumit.

Mengatasi Disfungsi Ereksi dan Ejakulasi Dini

Mengatasi kedua gangguan kesehatan seksual tersebut secara garis besar terbilang sama, yaitu mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan mengatur pola makan. Gaya hidup yang tidak sehat sangat berpengaruh terhadap penurunan kesehatan tubuh, termasuk pada kesehatan seksual.

Disfungsi ereksi bisa diatasi dengan konsultasi dokter untuk diagnosis dan mengetahui secara tepat penyebab disfungsi ereksi.

Penanganan disfungsi ereksi bisa dengan pemberian obat-obatan, konseling, rutin berolahraga, hingga tindakan operasi jika diperlukan. Dokter juga dapat meresepkan obat meliputi: sildenafil (viagra), vardenafil (levitra, staxyn), tadalafil (cialis), avanafil (stendra). Jika kesehatan kamu secara umum masih baik, dokter mungkin meresepkan salah satu obat-obatan ini.

Pria juga bisa berkonsultasi dengan ahlinya. Salah satu platform digi-health, Elio, menyediakan konsultasi gangguan kesehatan seksual seperti disfunsgi ereksi untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai kondisi pria. Konsultasi dilakukan dengan dokter ahli dan terjaga privasinya.

Pada ejakulasi dini, perawatan yang paling sering digunakan untuk mengatasi ejakulasi dini adalah teknik relaksasi dan komunikasi yang dirancang untuk membantu pria meningkatkan kontrol atas stimulasi seksual yang dapat menyebabkan ejakulasi.

Pada beberapa kasus, dokter juga biasanya memberikan resep obat tertentu untuk menurunkan tingkat sensitivitas dalam berhubungan seks. Dokter akan merekomendasikan krim dan gel topical yang dirancang untuk mengurangi sensitivitas pada tingkat lokal.

Dalam kasus lain, perawatan terbaik untuk ejakulasi dini adalah waktu. Banyak kasus ejakulasi dini dapat diatasi ketika pria menjadi lebih nyaman dengan pasangan mereka dan mendapatkan kontrol psikologis yang lebih baik atas kinerja seksual.

Jadi, bagi pria yang sedang mengalami permasalahan tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan ahlinya untuk mengatasinya. Jangan sampai menderita sendiri karena kesehatan itu sangat penting dan jangan lupa jaga pikiran untuk selalu tenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun