Jurnalis senior Kompas, Rene L. Pattiradjawane, pernah menulis dalam Harian Kompas edisi 22 Oktober 1995 bahwa digitalisasi ini mempertimbangkan kecepatan mengakses berita-berita Harian Kompas di luar Jawa yang tidak bisa tiba pada pagi hari.
Adanya media online juga mempermudah pembaca di mancanegara yang belum tentu dapat memperoleh Harian Kompas karena jaraknya yang terlalu jauh.
Dekade 2000-an, Inovasi dan Kebangkitan
Perkembangan media online di Indonesia beranjak pesat setelah kemunculan detik.com pada 9 Juli 1998. Penggagasnya adalah Budiono Darsono, Yayan Sopyan, Abdul Rahman, dan Didi Nugrahadi.
Setelah itu, muncullah banyak situs-situs lokal seperti astaga.com, lippostar.com, kopitime.com, dan lain sebagainya. Ada yang disuntik modal investor asing, dimiliki perusahaan papan atas Indonesia, bahkan hingga tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Euforia ini tidak bertahan lama. Pada tahun 2002, satu per satu media berguguran karena tak sanggup membayar biaya operasional.
Kompas.com adalah salah satu yang berhasil bertahan karena ditopang oleh induk media yang berbasis cetak.
Sistem editorial dan periklanan mereka pada dekade ini juga mengalami perkembangan dengan penggunaan sistem Graphic Network 3 (GN3). Sejak itu, antara bagian Redaksi dan Iklan terjadi integrasi proses yang meningkatkan produktivitas dan menjaga ketepatan deadline.Â
Kompas juga memunculkan produk-produk derivatif seperti e-paper replika Kompas, megaportal Kompas.com, hingga Quick Response (QR) Code yang memberikan pengayaan konten pada berita yang mencantumkan kode tersebut.
Pada tahun 2008, Kompas Cyber Media melakukan rebranding menjadi Kompas.com. Edi Taslim menyebut bahwa rebranding ini memakan biaya hingga Rp11 miliar.
Pada tahun 2009, Kompas mencanangkan strategi MMM yaitu:
- Multimedia = pengembangan produk dan jasa informasi dalam beragam format
- Multichannel = penyaluran lewat berbagai kanal
- Multiplatform = penggunaan berbagai macam platform yang dapat dinikmati oleh konsumen.
Seluruh bagian Kompas mulai dari Redaksi, Iklan, Keuangan, SDM, hingga Marketing dituntut berkreasi dan berinovasi untuk menyelaraskan produk dan layanannya sesuai dengan strategi ini.