Bahkan bagi beberapa kritikus, Hanung sering disebut sebagai sineas yang berdakwah melalui film.
Selain religi, unsur yang juga lekat dengan Hanung adalah perhatiannya pada kebudayan Indonesia dan kaum marginal.
Pada film Bumi Manusia (2019), Hanung secara brilian berhasil membangun latar Indonesia di era penjajahan Belanda mulai dari pakaian, arsitektur, hingga kendaraan yang dipakai dengan ciamik.
Film Kartini (2017) mengusung semangat serupa. Bercerita tentang pahlawan emansipasi wanita Indonesia, R.A. Kartini, Hanung tidak hanya menonjolkan budaya Indonesia semata, tetapi juga menonjolkan mereka yang termaginalkan. Dalam konteks ini adalah kaum wanita.
Caranya, Hanung banyak bertukar pendapat dengan para pemeran wanita untuk mendapatkan adegan yang memiliki kesan mendalam.
Dengan ciri khas yang dimilikinya ini, Hanung sering disebut sebagai salah satu sutradara paling bermoral di Indonesia.
Itu tadi penjelasan tentang  auteur dalam diri Hanung Bramantyo.  Siapa lagi sutradara di Indonesia yang layak disebut sebagai auteur? Tulis di kolom komentar ya!
Referensi:
Stam, R. (2000). Film Theory: An Introduction. USA: Blackwell.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H