Film yang dibuat oleh sutradara auteur sangat bermakna dan mengungkap perspektif lain tentang kehidupan.
Di Indonesia, salah satu sutradara dengan ciri khas kuat dan banyak terlibat dalam proses produksi film adalah Hanung Bramantyo.
Moral Seorang Hanung Bramantyo
Berbicara tentang film-film Hanung Bramantyo, ada tiga hal yang begitu melekat: agama, budaya Indonesia, dan pesan moral.
Kita bisa melihat ini dengan jelas pada banyak film yang dibuatnya seperti Ayat-Ayat Cinta (2008), Kartini (2017), dan Bumi Manusia (2019).
Mari kita bedah film-film tersebut berdasarkan tiga komponen seperti yang sudah dituliskan di bagian sebelumnya.
Kita akan mulai dari aspek kompetensi teknis. Kompetensi teknis seorang Hanung Bramantyo tidak perlu diragukan lagi. Hanung sejak awal sudah mendapatkan dasar perfilman dengan masuk ke jurusan Film di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Anugerah Sutradara Terbaik pada Festival Film Indonesia (FFI) 2005 dan 2007 menjadi bukti sahih kehebatannya.
Hingga akhir tahun 2020 kemarin, suami dari Zaskia Adya Mecca ini juga sudah menyutradarai 34 film.
Dari ke-34 film tersebut, aura kebudayan dan religi memang melekat dengan Hanung.
Ayat-ayat Cinta adalah contoh bagaimana unsur religi dimasukkan secara gamblang. Film yang dibintangi oleh Fedi Nuril, Rianti Cartwright, dan Zaskia Adya Mecca ini menceritakan tentang lika-liku berpacaran, terutama dari perspektif Islam. Hanung mampu meramu ini menjadi sajian film legendaris yang menarik atensi lebih dari tiga juta enam ratus pasang mata.