Mohon tunggu...
Daniel Kalis
Daniel Kalis Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Ingin meraih mimpi lewat untaian kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

No Country for Old Men, Mahakarya Film Peraih 76 Penghargaan

20 September 2021   08:10 Diperbarui: 20 September 2021   08:12 2168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anton Chigurh. Sumber: Paramount Pictures

Tulisan ini mengandung spoiler yang berpotensi menganggu bagi kalian yang belum menonton.

Perjalanan, sebuah kata yang memberi banyak arti bagi sebagian orang. Perjalanan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita.

Melihat hal itu, tak ayal banyak karya yang mengambil tema tentang suatu perjalanan. Dalam dunia film, kita mengenalnya dengan genre The Road Movie.

Sesuai namanya, The Road Movie bercerita tentang tokoh utama dalam film yang melakukan perjalanan. Costanzo (2014) menjelaskan bahwa perjalanan di sini bisa memiliki banyak arti, entah melarikan diri, mencari kehidupan baru, berpetualang, dan lain sebagainya.

Salah satu film terbaik dalam genre ini adalah No Country for Old Men.

Sajian Penuh Kualitas

No Country for Old Men (2007) adalah sebuah mahakarya dari sutradara Joel Coen dan Ethan Coen. Film ini mengikuti kisah Llewelyn Moss (Josh Brolin), seorang tukang las yang suatu hari menemukan sekotak penuh uang dari sisa-sisa baku tembak antara kartel narkoba dengan polisi di wilayah tersebut. 

Kejadian tersebut membawa kita pada aksi kejar-kejaran antara dirinya, seorang psikopat bernama Anton Chigurh (Javier Bardem), dan Sheriff Tom Ed Bell (Tommy Lee Jones).


Film ini menawarkan kualitas yang unik dibandingkan dengan film-film sejenisnya. Meski bisa dibilang sadis dan brutal, No Country for Old Men tidak menjual adegan jeritan murahan atau nafas terengah-engah tokoh utamanya.

Joel dan Ethan Coen dengan cerdik meramu adegan kejar-kejaran dengan sunyi, minim gemerlap musik. Mereka membawa kita untuk larut dalam suasana pedesaan Texas yang menjadi latar dari film ini.

Hasilnya, segudang penghargaan berhasil diraih oleh film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Cormac McCarthy pada tahun 2005 ini. 

Sejak penayangan perdananya pada Festival Film Cannes 2007, secara total No Country for Old Men telah memenangkan 76 penghargaan dari 109 nominasi. Salah satu yang paling bergengsi adalah penghargaan Best Picture di Academy Award 2008.

Tidak hanya Best Picture, film ini juga berhasil menyabet gelar pada Best Director, Best Supporting Actor, dan Best Writing Adapted Screenplay.

Salah satu hal yang membuat film ini berhasil meraih segudang penghargaan dan ulasan positif dari para kritikus film adalah kualitas akting dari para pemainnya.

Penuh Aktor Mumpuni

Berbicara tentang No Country for Old Men, tidak bisa kita lepaskan dari sosok Javier Bardem. Aktor berusia 52 tahun asal Spanyol ini berhasil memerankan sosok psikopat Anton Chigurh dengan fenomenal.

Setiap kali melihat mimik mukanya, kita sebagai penonton akan merasakan kengerian yang mencekam. Ditambah dengan gaya rambut bob khas 80-an, sosoknya menjadi begitu ikonik untuk dikenang.

Anton Chigurh. Sumber: Paramount Pictures
Anton Chigurh. Sumber: Paramount Pictures

Sebagai psikopat, Chigurh bukanlah tipe pembunuh sadis yang akan mengoyak-oyak badan musuhnya seperti Freddy Krueger atau Michael Myers. Chigurh membunuh secara cepat dan sederhana menggunakan senjata air compressor-nya yang legendaris itu.

Ada satu prinsip sederhana yang ia pegang teguh sepanjang 122 menit durasi film. Siapapun yang menghalangi kerjanya maka ia akan mati.

Keberhasilan Bardiem menciptakan sosok teror dalam diri Anton Chigurh inilah yang membawanya meraih Best Supporting Actor di Academy Award 2008.

Selain Bardiem, Josh Brolin juga tampil apik dalam membawakan sosok Llewelyn Moss. Aktor yang populer berkat perannya di film Oldboy (2013), Sicario (2015), dan Avengers Endgame (2019) ini berhasil membawakan ekspresi gelisah, takut, dan putus asa kepada penonton. Tommy Lee Jones juga berhasil memerankan Sheriff Bell yang selalu kalah langkah dari Chigurh dengan apik.

Akhir yang Multi Interpretasi

No Country for Old Men ditutup dengan open ending. Sheriff Bell pada akhirnya pensiun dan menyantap sarapan berdua bersama istrinya.

Kita sebagai penonton diajak berpikir apa maksud dari adegan ini. Bisa jadi, akhiran inilah yang menjadi jawaban atas judul film ini. Tidak ada tempat bagi seorang pria tua seperti dirinya. Kegagalan menangkap Anton Chigurh menjadi penegasan akan hal tersebut.

Kini meski telah berusia 14 tahun sejak awal perilisannya, No Country for Old Men tetap merupakan salah satu Road Movie terbaik, mahakarya yang perlu kamu saksikan setidaknya sekali selama hidup.

Selamat menonton.

Referensi:

Constanzo, W. V. (2014). World Cinema through Global Genres. UK: Wiley Blackwell.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun