Mohon tunggu...
Daniel Kalis
Daniel Kalis Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Ingin meraih mimpi lewat untaian kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Buat Film Cuman Modal Panggilan Video, Why Not?

6 September 2021   08:05 Diperbarui: 6 September 2021   10:37 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 yang terjadi selama hampir dua tahun ini seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi membatasi aktivitas, tetapi di satu sisi teknologi juga berkembang dengan sangat pesat, tidak terkecuali di dunia film.

Kita pasti sudah tidak asing dengan panggilan video. Dengan adanya pembatasan pertemuan tatap muka, panggilan video menjadi pilihan yang menarik untuk berkomunikasi. Namun, bagaimana jika konsep panggilan video  ini dibawa ke ranah film?

Pada tahun 2020 yang lalu, ada satu film yang dengan sangat baik menggunakan konsep ini. Film itu berjudul Host.

Host, Ketika Panggilan Video Menjadi Begitu Mencekam

Host (2020) adalah sebuah film yang disutradarai oleh Rob Savage. Sebelum menyutradari film ini, ia juga telah menyutradari film Dawn of the Deaf (2016) dan Strings (2012). 

Premis dalam film ini sangat sederhana. Sekelompok anak muda iseng melakukan panggilan arwah lewat platform obrolan video Zoom. Suasana mendadak berubah menjadi begitu mencekam ketika sesuatu yang tidak diinginkan hadir dalam ruang obrolan.


Host begitu populer dan digemari hingga berhasil mencapai peringkat tinggi pada Rotten Tomatoes. Film ini juga sempat menjadi trending di media sosial.

Para kritikus film banyak memuji karena kecerdikan, orisinalitas, dan kuatnya jalan cerita dalam film ini.

Sebenarnya jika kita berbicara tentang tema panggilan video, sudah ada beberapa film dengan tema serupa. Misal saja Searching (2018) atau Unfriended (2014). 

Namun, kepopuleran Host dikarenakan sangat berkaitan dengan kondisi saat ini. Ditambah lagi, penggunaan aplikasi Zoom yang bukan hanya gimik belaka.

Sang sutradara dengan sangat baik membangun ketakutan menggunakan karakteristik Zoom. Contohnya dengan efek penurunan kualitas sinyal atau latar belakang palsu untuk membuat efek yang lebih menakutkan.

Beragam kelebihan ini membuat Host untung besar di box office. Mereka berhasil mencatat keuntungan 248.6 juta dolar dengan budget yang begitu minim, yakni sebesar 35 ribu dolar saja.

Budget tersebut sangat kecil jika kita bandingkan dengan film-film horror Hollywood lain yang banyak menghabiskan biaya besar seperti The Wolfman (2010) yang menghabiskan 150 juta dolar, Prometheus (2012) dengan biaya pembuatan 130 juta dolar, atau Hannibal (2001) yang proses pembuatannya memakan biaya 87 juta dolar.

Angin Segar Dunia Perfilman

Kehadiran Host menjadi angin segar bagi dunia perfilman. Film ini menawarkan dua hal yang bisa dieksplorasi lebih luas ke depannya.

Pertama, konsep tentang panggilan video. Konsep ini bisa dieksplorasi lebih luas lagi, tidak terbatas hanya pada genre horor. Hal ini bisa dilakukan mengingat saat ini masyarakat sudah begitu akrab dengann platform panggilan video.

Di Indonesia sendiri, saya belum melihat ada film yang mengangkat tema tentang panggilan video secara penuh. Ruang ini bisa dicoba oleh para sutradara film Indonesia.

Kedua, film dengan tema panggilan video sangat menghemat biaya.

Kita mungkin sudah sama-sama tahu bahwa salah satu hal yang menghambat para rumah produksi film kecil untuk bersaing adalah karena keterbatasan biaya.

Nah, konsep panggilan video ini bisa dipilih sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Penghematan ini dikarenakan proses syuting yang hanya sebatas pada layar laptop masing-masing aktor. Tinggal nanti bagaimana sang sutradara mengarahkan cerita agar menarik dan tidak membosankan.

So, itu tadi penjelasan tentang film Host dan konsep panggilan video dalam dunia film. Jadi, pandemi gak selalu berdampak buruk ya! Ada hal-hal lain yang bisa kita eksplorasi lebih dalam.

Kalian ada rekomendasi apalagi nih film yang harus banget diulas? Tulis di kolom komentar ya!

Referensi:

IMDB

Janetpanic.com

Liputan6.com

Republika.co.id

USS Feed

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun