Pada awal tahun 1980-an, muncul layanan BITNET (Because It's Time Network) yang mengakomodasi layanan e-mail, mailing list, dan File Transfer Protocol (FTP).
Pada tahun 1982, TCP/IP resmi digunakan sebagai protokol universal internet. Disusul setelah itu dengan diperkenalkannya DNS (Domain Name System) yang berguna untuk mempermudah pemberian alamat di jaringan internet.
Pada perkembangan selanjutnya, seorang ahli fisika bernama Tim Berners Lee dan rekan-rekannya di CERN, sebuah organisasi ilmiah internasional yang berbasis di Swiss, membuat Hypertext Markup Languange atau yang biasa kita kenal  sebagai HTML pada medio 1990-an. Kehadiran HTML membuat penyebaran berita dan informasi menjadi jauh lebih mudah.
Selain HTML, Berners-Lee dan rekan-rekannya juga menciptakan HyperText Transfer Protocol (HTTP), sebuah protokol standar untuk melakukan komunikasi antara server dan klien. Satu penemuan lagi yang tidak kalah populer adalah World Wide Web (WWW).Â
Kita tentu sudah tidak asing dengan WWW. Setiap kali mengakses sebuah situs web, tiga huruf tersebut kerap kali muncul.
WWW memiliki fungsi untuk menghubungkan pengguna internet dengan berbagai macam peladen (server). Kehadirannya membuat kita mudah untuk mengakses berbagai macam situs di seluruh dunia.
Satu aspek lain yang juga turut berubah dengan adanya internet adalah di sektor pendidikan.
Internet dan Pembelajaran Daring
Saat ini, kita tentu sudah sangat familier dengan pembelajaran daring (e-learning). Pandemi yang terjadi mau tidak mau menuntut proses pendidikan untuk menggunakan sistem ini.Â
Beruntungnya, perkembangan internet yang begitu pesat membuat proses pembelajaran daring menjadi tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Namun, bagaimana perkembangan e-learning hingga bisa sampai di titik ini?