Memperlakukan Harapan dengan Semestinya
Cerita kemudian akan berbeda ketika sudah menyangkut hasil akhir. Maksudnya, apakah pada akhirnya harapan yang kamu punya itu sesuai dengan ekspektasimu atau tidak. Rekan saya ini mengatakan bahwa ia tidak mau berharap karena takut kecewa jika tidak kesampaian.
Di sisi lain, saya punya pandangan yang berbeda. Bagi saya, kecewa karena harapan yang tidak tercapai itu wajar. Namun, poinnya bukan di situ. Poinnya adalah bagaimana kita bisa mengambil pelajaran dari sana, bangkit, dan menjadi lebih baik lagi. Seperti kata Fiersa Besari dalam lagu "Pelikku untuk Pelikmu", kita perlu kecewa untuk tahu bahagia.
Harapan adalah pendorong untuk terus mengembangkan diri sampai pada tahap di mana kita menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.
Inilah definisi kesuksesan menurut saya. Tinggal sekarang, bagaimana kita mengatur pola pikir agar kekecewaan dan kegagalan bukan menjadi batu penghalang, tetapi menjadi batu loncatan untuk terus berkembang.
Jadikan kesempatan hidup yang diberikan kepada kita sampai detik ini, sebagai suatu kesempatan untuk terus memperbaiki dan mengembangkan diri.
Salam hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H