Saat ini kita hidup di era yang serba digital. Nyaris di tiap aspek kehidupan, kita bergantung pada hal-hal yang bersifat digital mulai dari berbelanja, kuliner, transportasi, dan lain sebagainya. Perkembangan di era digital ini didukung oleh banyaknya platform yang khusus bergerak di bidang digital, tidak terkecuali di Indonesia.
Salah satu platform di Indonesia yang bergerak pada bidang digital adalah Gojek. Dikutip dari Kompas, Gojek termasuk dalam kategori startup decacorn dengan valuasi terbesar di Indonesia. Valuasi Gojek pada tahun 2020 berada di angka 10 miliar dollar AS. Gojek yang awalnya merupakan layanan transportasi, kini sudah merambah ke berbagai bidang lain seperti asuransi, kuliner, investasi ,dan lain sebagainya (Safitri, 2020).
Baru-baru ini, Gojek mengeluarkan program baru yakni GoClub. GoClub merupakan program loyalitas dengan beragam keistimewaan serta kemudahan bagi pelanggan dalam bertransaksi di Gojek. Di GoClub, pelanggan akan terbagi menjadi empat level keanggotaan yakni Warga, Bos, Juragan, dan Anak Sultan.Â
Kita bisa naik ke level selanjutnya dengan cara mengumpulkan XP yang didapatkan dari bertransaksi di aplikasi Gojek. Semakin tinggi tingkatannya, maka makin banyak pula bonus yang bisa kita dapatkan seperti layanan pelanggan prioritas, pesanan prioritas, cashback, dan masih banyak lagi. Dalam iklannya, Gojek menyebutkan bahwa program ini memungkinkan kita untuk menjadi seperti "Anak Sultan" dengan segala kemewahannya.
Mengenal Konsep Circuit of Culture
Hadirnya Gojek serta berbagai platform digital lain membawa kita untuk masuk pada kebudayaan digital. Kebudayaan kini tidak lagi sebatas pada aktivitas upacara atau benda-benda yang terlihat. Kebudayaan kini telah bertransformasi dan dapat muncul dari aktivitas di dunia digital.
Pada tulisan kali ini, saya akan membahas GoClub sebagai sebuah bentuk artefak digital dengan menggunakan konsep circuit of culture dari Stuart Hall. Konsep ini menjelaskan bahwa suatu proses kultural terdiri dari lima aspek yakni representasi, produksi, regulasi, konsumsi, dan identitas. Kelima aspek ini saling berhubungan dan terkait satu dengan yang lain.
Pada sistem representasi, kata-kata yang kita tulis atau keluarkan merupakan bentuk representasi atas suatu ide atau konsep tertentu. Berdasarkan konsep tentang representasi ini, apa sebenarnya representasi yang ingin dibangun dari program GoClub?
Representasi  Kemewahan
Pertama kali saya mengetahui program GoClub adalah dari iklan di Youtube. Intinya, iklan tersebut ingin mengatakan bahwa dengan mengikuti program ini kamu bisa menjadi seperti Anak Sultan, lengkap dengan pakaian dan aksesoris mewah yang ditampilkan pada iklannya. Hal ini kurang lebih mirip dengan yang ditampilkan pada posternya sebagai berikut: