Mohon tunggu...
Daniel Kalis
Daniel Kalis Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Ingin meraih mimpi lewat untaian kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Memahami Realitas Masyarakat dengan Analisis Sosial

23 Februari 2021   19:05 Diperbarui: 23 Februari 2021   19:18 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu pagi yang sedikit mendung, saya duduk di teras rumah sembari minum teh panas dan membaca berita. Entah mengapa, sejak dulu saya selalu penasaran tentang kejadian apa yang terjadi baru-baru ini.

Sembari menyeruput teh perlahan, saya gulirkan jari ini menelisik satu demi satu berita yang tertulis. Ada kasus polemik mengenai revisi UU ITE, ibu-ibu di NTB yang dipenjara karena protes mengenai polusi pabrik, banjir Jakarta yang entah sudah edisi ke berapa, dan masih banyak fenomena lain yang tak sempat saya baca satu per satu.

Saya kemudian berpikir, apakah negara kita memang segaduh itu mengenai masalah sosial? Nampaknya, tiap hari semakin bertambah banyak saja masalahnya. Pantas jika dulu ada yang bilang kalau Indonesia di tahun 2030 akan bubar. Meski hanya dianggap sebagai hiperbola, tetapi hal itu bisa saja terjadi kalau carut marut ini tidak segera diatasi.

Namun, dari sana kemudian saya berefleksi. Bagaimana dengan kondisi di sekitar tempat tinggal saya sendiri? Saya jadi teringat akan manusia silver dan boneka Mampang yang nampaknya menjadi raja baru di tiap perempatan, para pemulung yang hilir mudik mengambil sampah, dan anak muda yang bercengkerama di kafe sembari bermain game online.

Mereka semua adalah bagian dari suatu lingkup sosial yang tidak terpisahkan. Pada tulisan kali ini, mari kita mengenal satu "alat" untuk menganalisis segala permasalahan sosial ini. 

Lebih Dekat dengan Analisis Sosial

Di media sosial, kita seringkali melihat cuitan-cuitan netizen yang mengkritik keputusan pemerintah. Entah karena sekadar benci atau memang benar salah, tetapi yang pasti mereka menganggap kebijakan tersebut merugikan golongan tertentu. Pola ini selalu berulang dan menimbulkan sebuah pertanyaan, "Apa sebenarnya dasar dari pengambilan keputusan tersebut?"

Berangkat dari segala permasalahan ini, analisis sosial hadir untuk memberikan solusi. 

Analisis sosial adalah alat bagi kita untuk dapat membedah kondisi-kondisi sosial di masyarakat dengan berpegang pada koridor keilmuan. Analisis sosial bertujuan untuk mendapat suatu gambaran lengkap tentang situasi sosial, budaya, struktural, dan historis yang berguna sebagai dasar untuk menangkap dan memahami realitas sosial untuk kemudian dicarikan solusi atas masalah tersebut.

Analisis sosial bukanlah sebuah ilmu yang statis. Perubahan sosial yang begitu dinamis "memaksa" analisis sosial untuk turut menyesuaikan diri. Tanpa adaptasi dan kelenturan untuk berenang dalam samudera realitas sosial, maka ia hanya akan menjadi sebuah ilmu yang tertutup tanpa bisa menemukan konteks permasalahan secara utuh.

Meski mengandung kata "sosial", sejatinya analisis ini tidak hanya berkutat pada isu-isu sosial saja. Kita akan diajarkan bahwa tiap permasalahan sosial berkaitan dengan aspek-aspek lain seperti ekonomi, budaya, politik, agama, dan lain sebagainya.

Sikap kritis dan skeptis akan menjadi kunci untuk membuat suatu analisis yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan bagi kepentingan banyak pihak. Dinamika sosial juga akan lebih mudah dipahami ketika kita turun langsung ke lapangan dan merasakan sendiri denyut nadi kehidupan di sana.

Sebagai bagian dari koridor keilmuan, analisis sosial memiliki beberapa tahapan dalam pelaksanannya. Tahapan ini terdiri dari tahap persiapan, kunjungan lapangan, pemilahan data, penentuan masalah, prioritas masalah, dan akar masalah (Raditya, 2020).

Manfaat Mempelajari Analisis Sosial

Dengan mempelajari analisis sosial, ada banyak hal yang bisa kita dapatkan. Pertama, kita akan diajak untuk lebih kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Saat melakukan penelitian, pandangan kita terhadap arena sosial yang sehari-hari kita lewati akan berubah drastis.

Semisal, kamu sering berbelanja di pasar. Biasanya, ketika di pasar yang kamu lakukan hanya datang, lalu berbelanja, dan pulang. Saat melakukan analisis sosial, kita tidak hanya sekadar mengamati hal yang tampak.

Kita juga akan mengamati pola-pola interaksi apa yang mereka lakukan, masalah apa yang dihadapi para pedagang dan pengelola pasar, bagaimana sistem sosial yang ada di sana, bagaimana sejarah dari pasar tersebut, dan lain sebagainya.

Kita akan menjadi observer dan researcher di saat yang bersamaan. Dalam pengambilan data, kita akan diajak untuk melihat dari perspektif yang beraneka ragam, baik lewat observasi, wawancara, atau studi literatur.

Pasar menjadi salah satu tempat yang sering digunakan untuk melakukan analisis sosial. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Pasar menjadi salah satu tempat yang sering digunakan untuk melakukan analisis sosial. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Membiasakan diri menggunakan analisis sosial akan melatih kita melihat suatu masalah secara komprehensif.  Dengan melihat dari berbagai sisi, respon dan solusi yang kita berikan akan lebih sesuai dengan keadaan. Kita juga menjadi generasi yang aktif dan kritis, bukan generasi yang diam saja dan berpangku tangan terhadap permasalahan sosial yang terjadi di sekitar.

Kedua, analisis sosial melatih kita untuk berempati terhadap masyarakat. Lewat interaksi dengan mereka, kita akan mengetahui bahwa tiap orang memiliki jalan hidup yang begitu beragam. Kehidupan mereka saat ini terbentuk dari kepingan-kepingan pengalaman yang menuntun mereka menjadi seperti apa yang kita lihat.

Semakin kita masuk lebih dalam pada suatu fenomena sosial, maka empati ini akan semakin terbangun. Kita akan sadar bahwa dunia ini tidak sekadar hitam dan putih. Tidak ada yang murni benar dan murni salah. Semua terbentuk atas rentetan kejadian yang panjang dan melibatkan banyak pihak.

Empati ini bisa kita dapatkan dengan masuk dan menjadi salah satu dari mereka, untuk kemudian menjadi bahan pertimbangan kita dalam membuat keputusan. Tentu saja dengan tetap didasarkan pada nurani dan akal sehat.

Bekal Masa Depan

Saya meyakini, kepekaan akan kondisi sosial masyarakat adalah kunci dalam banyak hal. Dalam konteks bisnis misalnya, strategi pemasaran yang baik akan sangat tergantung dari bagaimana kita memahami sasaran pembeli yang akan kita tuju. Tanpa hal ini, semahal apapun biaya yang kita keluarkan untuk promosi akan sia-sia.

Dalam konteks pemerintahan situasinya menjadi lebih rumit lagi. Perumusan kebijakan tanpa pertimbangan yang matang mengenai situasi sosial di masyarakat hanya akan menjadi bumerang dan menimbulkan gelombang protes.

Para pemangku kebijakan harus berani turun langsung ke masyarakat dan berdialog untuk menciptakan suatu kebijakan yang komprehensif serta meningkatkan kemakmuran bagi rakyat di daerah masing-masing.

Jadi kesimpulannya, analisis sosial adalah bekal kita untuk masuk ke dalam realitas sosial yang sesungguhnya. Ia menjadi sarana bagi kita untuk melihat lanskap sosial secara luas dan komprehensif demi merancang suatu solusi untuk kemaslahatan bersama. Melalui analisis sosial, mari kita wujudkan Indonesia yang kuat dan gemilang!

Salam hangat

Referensi:
Raditya, Dendy. 2020. Analisis sosial: Sebuah pengantar singkat. Diakses pada 23 Februari 2020 dari chub.fisipol.ugm.ac.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun